Kebaikan Sarung di Hari Santri

Kebaikan Sarung di Hari Santri

TerasJatim.com – Rencananya, mulai tahun ini, setiap tanggal 22 Oktober, akan diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan tanggal itu diputuskan Presiden Jokowi untuk menunaikan janjinya saat masa kampanye pemilihan presiden tahun lalu. Pemilihan tanggal 22 Oktober dilatar belakangi oleh peristiwa resolusi jihad yang difatwakan oleh Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari beserta sejumlah kyai dan alim ulama untuk melawan penjajahan Belanda di masa perang kemerdekaan dahulu. Fatwa ini kemudian menggerakkan santri, kiai, dan umat Islam untuk ikut menggelorakan semangat perjuangan dalam mengusir tentara sekutu, hingga pecahnya peristiwa 10 November di Surabaya.

Meski ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional, tanggal tersebut dipastikan bukan merupakan tanggal merah atau hari libur. Keputusan Hari Santri ditetapkan karena kementerian terkait setuju dengan usul tersebut, seperti Kementerian Agama, Kementerian Sosial, serta Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan.

Di beberapa kalangan masyarakat atas, kita mendengar adanya pro dan kontra dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional. Ada yang mempertanyakan landasan pemilihan tanggalnya, ada juga yang mempersoalkan alasan dan kompetensinya. Banyak yang mengkhawatirkan penetapan Hari Santri Nasional bisa menjadikan dikotomi diantara umat islam.

Namun buat saya yang termasuk orang awam, keputusan pemerintah tersebut seharusnya di lihat dari sisi positif dan azas kemanfaatanya. Paling tidak dengan alasan ditetapkannya Hari Santri Nasional, kita bisa mendapatkan  pencerahan dan cerita hebat di jaman kemerdekaan dahulu, akan  peran besar para ulama, kyai dan para santrinya.

Di samping itu, dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional, bisa memacu para santri untuk tidak malu-malu lagi dalam ikut berperan membangun negeri ini. Santri yang sering dipandang sebagai kaum sarungan yang pinggiran, kini mereka diberi ruang dan kesempatan yang luas untuk ikut serta rumongso melu handarbeni dan ikut bertanggung jawab menentukan nasib bangsa dan negerinya.

Kita berharap ketika para santri sudah mentas dan mendapat kepercayaan sebagai seorang pemimpin, mereka sedikit banyak akan membawa tradisi ke-santrian-nya yang selalu andap asor, jujur dan tidak hobby korupsi. Kita harapkan dengan budaya sarung yang selalu dijaga kesuciannya dan senantiasa dikenakan oleh para santri ketika nyantri, bisa membuat sifat dan perilakunya ketika memimpin selalu dekat dengan lingkaran kebaikan.

Kita sambut Hari Santri Nasional dengan penuh harap, semoga dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional pada 22 oktober mendatang, santri-santri kita berlomba-lomba dalam memberikan kreasi dan karya nyata terbaiknya.

Tetap tawadhu’, terus membumi dan selalu menjaga nilai kebaikan “sarung” kita.

Salam Kaji Taufan

 

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim