Kantor Gafatar Lamongan Digeledah, 12 Orang di Blitar dilaporkan Menghilang
TerasJatim.com, Lamongan, Blitar – Sejumlah aparat kepolisian dan TNI, serta dibantu pihak keluarga pemilik rumah, menggeledah rumah yang dijadikan kantor Gafatar di jalan Sunan Drajat Lamongan Jawa Timur.
Dalam penggeledahan tersebut, petugas mengamankan 7 kardus atribut Gafatar yang kemudian dijadikan barang bukti dan dibawa ke Mapolres Lamongan.
Dalam penggeledahan ini, pihak keluarga pemilik rumah, H. Abdul Rozaq, terpaksa mendobrak kantor yang dijadikan tempat aktifitas kegiatan organisasi Gerakan Fajar Nusantara ini.
Saat pintu berhasil dibuka, beberapa barang bukti berhasil ditemukan di dalamnya seperti atribut Gafatar, kartu anggota, hingga VCD dan dokumentasi kegiatan.
Kompol Slamet, Kapolsekta Lamongan, kepada TerasJatim.com, mengatakan, pihaknya dalam penggeledahan ini hanya bersifat memfasilitasi dan membantu pihak H. Abdul Rozaq (51), pemilik rumah yang diduga digunakan sebagai kantor Gafatar Lamongan.
Saat dikonfirmasi, H. Abdul Rozaq mengatakan, rumah yang dijadikan markas Gafatar tersebut awalnya ditinggali oleh sang adik, Miftah (44) dan keluarganya selama satu tahun setengah. “Dulunya ditempati adik saya yang tinggal beserta istri dan 6 anaknya. Kemudian sejak beberapa bulan lalu, mereka pamit kerja di Kalimantan. Warga sini melarang kegiatan-kegiatan Gafatar yang meresahkan masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Sementara itu dari Blitar dilaporkan, sebanyak 12 warga Kabupaten Blitar dilaporkan hilang dan ditengarai bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Hal ini diungkapkan Kapolres Blitar AKBP Slamet Waluya. AKBP Slamaet Waluya, kepada TerasJatim.com di kantornya. Pejabat yang baru saja menduduki kursi Kapolres Blitar ini mengakui, pengungkapan keberadaan 12 warga Blitar ini menjadi salah satu atensinya.
Informasinya, 12 warga Kabupaten Blitar itu berada di Kalimantan Barat. Ke-12 orang ini berasal dari tiga kecamatan. Enam orang berasal dari Desa Plosorejo, dan Desa Pakisaji, Kecamatan Kademangan. Mereka terdiri dari pasangan suami istri. Sementara lima orang lagi, berasal dari Desa Pulerejo, Kecamatan Bakung. Mereka tak hanya pasangan suami istri, namun juga mengajak anak-anaknya. Serta satu lagi, berasal dari Kelurahan Kecamatan Kesamben. Dia masih berusia 15 tahun, dan berstatus pelajar SMA.
“Nanti, kami akan membentuk tim khusus, untuk memonitoring kelompok ini. Terutama pergerakannnya, meski jauh dari sini. Termasuk, memonitoring keluarganya yang di sini,” ungkap AKBP Slamet Waluya.
PR lainnya, papar lelaki Kelahiran Kediri tahun 1976 lalu, adalah belum tertangkapnya satu tahanan Polres Blitar yang kabur. “Kita akan segera melakukan pemburuan khusus, biar tak ada PR,” pungkas lulusan Akpol tahun 1998 lalu. (Crus/Aji/TJ)