Jabat dan Kuasa Titipan

Jabat dan Kuasa Titipan
ilustrasi

TerasJatim.com – Hari-hari terakhir ini, banyak hal yang dapat kita lihat tentang sebuah drama kegaduhan di lingkungan orang-orang yang kebetulan mendapat amanah berupa jabatan dan kekuasaan.

Jabatan dan kekuasaan yang saat ini mereka pegang, tentu bukan didapat dengan cara yang mudah dan gampang. Mungkin mereka mendapatkannya dengan sebuah perjuangan dan perjalanan yang  panjang, dan bahkan penuh dengan serempetan resiko.

Tidak bisa dipungkiri jabatan selalu menjadi daya tarik sepanjang masa. Namun, jika kita bertanya kepada mereka untuk apa berambisi kepada suatu jabatan dan kekuasaan, mungkin mereka akan menjawab, bahwa itu semua untuk sebuah  kebahagiaan.

Dengan menduduki jabatan tersebut, mereka mempunyai kekuasaan serta eksis dan bisa menunjukkan aktualisasi dirinya. Selain itu, kekuasaan bagi mereka adalah alat untuk menguasai orang lain, yang bisa juga dipakai sebagai sarana untuk mengumpulkan harta dan kekayaan.

Namun sayangnya, mungkin mereka lupa, bahwa sudah berapa episode sejarah yang meninggalkan tragedi disebabkan ambisi jabatan dan kekuasaan yang menghabisi dirinya sendiri. Hal ini, sudah banyak terjadi dan telah terekam dalam sebuah cerita dan sejarah.

Seseorang yang mempunyai jabatan yang tinggi cenderung menjadi penguasa. Di saat menjadi penguasa itulah, tanpa disadari jati dirinya akan luntur secara perlahan. Mereka yang pada awalnya mempunyai watak andhap asor, kadang perlahan namun pasti, berubah menjadi buas dan rakus.

Banyak yang bilang, bahwa kekuasaan dapat diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh kedua-duanya. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut akan mempunyai kekuasaan jabatan. Adapun juga orang yang memperoleh kekuasaan dari para pengikutnya, dikatakan mereka memang mempunyai kekuasaan pribadi. Ada juga orang yang mempunyai kedua-duanya, kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.

Idealnya, jabatan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin hanyalah alat, untuk melayani kepemimpinannya dengan profesional dan penuh dengan sebuah besaran tanggung jawab.

Sebab pada dasarnya, sifat kekuasaan memberikan kekuatan agar pemimpin memiliki kemampuan lebih untuk menjalankan misi dalam memimpin dengan cara yang amanah dan profesional. Seharusnya dengan jabatan dan kekuasaan yang mereka miliki, lebih untuk menguatkan wewenang sebagai seorang pemimpin untuk bertindak dan bersikap dengan tegas dan memberikan sebuah kepastian.

Jadi, rasa-rasanya tidak salah kalau banyak orang bilang, bahwa kekuasaan dan jabatan itu hanyalah titipan dan alat ketika seseorang diberikan wewenang dan tanggung jawabnya untuk berkuasa.

Bila kekuasaan, jabatan, dan wewenang diambil dari dirinya; dia sesungguhnya hanya kehilangan alat untuk melayani pekerjaannya, dia tetap memiliki diri sejatinya dan kompetensi untuk melayani kehidupannya dengan hati bahagia.

Salam Kaji Taufan

(Diolah dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim