Ingin Duit Unlimited? Gus Iqdam Beri Ijazah Dzikir Warga Pacitan

TerasJatim.com, Pacitan – Selasa malam, langit Pacitan, Jatim, nampak begitu pekat. Anginnya tenang, tapi jantung kota bergetar. Getarannya terasa di dada, lantaran gemuruh lantunan zikir (dzikir) dan shalawat dari ribuan jemaah.
Di tengah riuh jemaah yang menggema bak gelombang samudera, sosok yang tak asing di telinga, masih muda nan rupawan itu datang. Ia memakai jas warna biru, hem hitam, sarung, peci, sorban di bahu kiri, dan mikrofon mic.
Tampilannya begitu modis, wajahnya teduh dipandang, laksana danau yang tenang nan sejuk. Kulitnya putih bersih, pun senyum dan tatapannya, seolah membius hati para jemaah yang sedari pagi ambil tempat.
Sosok itu adalah H. Agus Muhammad Iqdam Khalid, Pimpinan Pondok Pesantren Sabilu Taubah, Blitar. Ia bersama rombongan dihadirkan di kota 1001 gua; sebutan lain Kabupaten Pacitan, untuk pengajian dalam rangkaian Hari Jadi ke 280.
Puluhan ribu pasang mata terpatri pada suami Ning Nilatin Nihayah, atau Ning Nila. Mereka ingin memastikan, pria yang ada dihadapannya dan dikenal dengan nama panggung Gus Iqdam ini benar-benar hadir di Pacitan.
Sejenak suasana jadi hening. Seolah waktu berhenti berjalan. Lalu, sapa salam Gus Iqdam memecah sunyi Alun-alun Pacitan, yang kemudian disusul gemuruh menyambut sapa penuh gairah. Penuh keakraban, dan penuh aamiin.
Dalam mukadimahnya, pria yang lahir di Blitar pada 27 September 1994 silam itu, membagi senyuman, canda dan juga doa kepada para jemaah yang sudi datang di majelis itu. Ia juga memberi ijazah berupa zikir yang bermanfaat kepada jemaah, untuk diamalkan kemudian hari.
Bacaan zikir tersebut seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW). “Lailahaillallah al malikul haqqul mubin, Muhammadurrosulullah shodiqul wa’dil aamiin,”
“Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang maha benar dan nyata. (Nabi) Muhammad adalah utusan Allah yang benar dan terpercaya,” arti dari bacaan zikir tersebut.
Kata Gus Iqdam, kalau ada orang yang mau membaca zikir itu di tiap hari sebanyak 100 kali, dan dilakukan secara dawam atau terus menerus, maka orang yang mengamalkan tersebut akan diberi keamanan dari kefakiran.
“Njenengan gelem opo ora, aman saka kefakiran. Duite (uangnya) unlimited. Amalkan dzikir itu. Insya Allah sugih (kaya),” ujarnya, Selasa (28/01/2025) malam.
“Kulo (saya) ijazahi niku (zikir). Mulai besok (hari ini) diamalkan. 1-99 (kali) baca Lailahaillallah al malikul haqqul mubin, nanti hitungan yang ke seratus; Lailahaillallah al malikul haqqul mubin, ditutup dengan Muhammadurrosulullah shodiqul wa’dil aamiin,” sambungnya.
Mengamalkan zikir tersebut, lanjut Gus Iqdam, dibaca tiap hari, baik selepas subuh, zuhur, ashar, maghrib atau isya, dan diistiqomahkan.
Fadhilah atau keutamaan membaca zikir tersebut bukan hanya di dunia saja, namun kata Gus Iqdam, di alam kubur bagi orang yang dawam mengamalkannya akan selamat dari dahsyatnya siksa kubur.
“Selain selamat dari ganasnya siksa kubur, orang (yang mengamalkan) itu atine ayem (hatinya tentram). Dan ketika orang-orang yang mengamalkan itu ada di akhirat, pintu surga akan terbuka lebar menyambutnya,” jelasnya.
“Itu infonya A1, yang dawuh Kanjeng Nabi. Mboten ngarang kulo. Mudah-mudahan yang datang di sini, ahli surga semua. Allahumma Aamiin,” sambung Gus Iqdam, yang kemudian memimpin para jemaah melafalkan zikir tersebut secara serentak, dan sebagai tanda mengawali pengajian di Wengker Kidul. (Git/Kta/Red/TJ)