Hingga Hari ini, Jemaah Haji asal Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Mencapai 193 Orang

Hingga Hari ini, Jemaah Haji asal Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Mencapai 193 Orang

TerasJatim.com – Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian agama, total jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 193 orang.

Data tersebut diupdate pada Kamis (20/06/2024), pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Dari total tersebut, 19 jemaah wafat di Madinah, 138 jemaah wafat di Makkah, dan 3 jemaah wafat di Jeddah. Sementara khusus puncak haji, 6 jemaah wafat di Arafah, dan 27 jemaah wafat di Mina.

Jumlah ini menurun, jika dibandingkan tahun lalu. Sebagai informasi, data di hari yang sama pada tahun 2023 lalu, total ada 313 jemaah haji yang wafat. Dari jumlah itu, 63 di antaranya wafat di Arafah dan Mina.

Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penurunan jumlah jamaah yang wafat tersebut karena ikhtiar semua pihak. “Saya tidak mau bicara jemaah yang wafat dengan angka, ini soal nyawa rasanya bagaimana gitu jika kita bicara dengan angka,” kata Yagut.

“Tetapi jemaah yang wafat tidak setinggi seperti tahun lalu. Ini ikhtiar bersama, jemaah yang menjaga dirinya dengan baik, juga ikhtiar pemerintah dengan memberikan istithaah kesehatan sebelum pelunasan,” katanya.

Sementara, menurunnya angka rawat jemaah pada periode puncak haji juga disampaikan Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes, Liliek Merhaendro Susilo.

Menurutnya, jemaah haji yang sakit pada tahun ini juga cenderung menurun dibandingkan tahun lalu. “Indikatornya adalah bed yang disediakan di Pusat Kesehatan Mina tidak semuanya terpakai. Artinya jamaah sakit tidak banyak. Dari 20 bed yang disediakan, 5 bed nganggur itu,” sebutnya.

Liliek menambahkan, ketersediaan obat saat ini masih banyak. Dari 100 persen kapasitas yang dibawa, belum 50 persennya terpakai. Artinya, stok obat hingga kini masih banyak.

Liliek mengungkapkan, mayoritas jemaah haji Indonesia dalam kondisi sehat selama musim haji tahun ini. Salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan murur yang diterapkan pemerintah untuk pertama kali.

Dampaknya, jemaah risiko tinggi, lanjut usia, dan disabilitas, terlayani dan tidak terlalu mengalami kelelahan. Utamanya, menjalankan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. (Her/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim