Forkopimda Jatim Cek Tempat Isolasi PMI di Madiun

Forkopimda Jatim Cek Tempat Isolasi PMI di Madiun

TerasJatim.com, Madiun – Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, melakukan pengecekan terhadap kondisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di tempat isolasi di Sanggar Pramuka Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun, Sabtu (08/05/21).

Kunjungan Forkopimda Jatim ini guna memastikan kondisi PMI sebelum kembali ke keluarganya masing-masing.

Di tempat karantina ini, tercatat 69 PMI yang datang dari 5 negara, diantaranya, Malaysia, Singapura, Hongkong, Brunei, dan Taiwan. Mereka datang sejak Jumat (01/05/21) lalu, usai diisolasi dari Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Saat ini tinggal 8 PMI yang masih berada di tempat isolasi ini.

“Ini SOP secara nasional, bahwa seluruh Pekerja Migran Indonesia yang kembali ke tanah air mereka akan dipastikan di karantina lebih dulu untuk di-swab PCR,” jelas Khofifah, usai melihat tempat isolasi di Madiun.

Menurutnya, Swab PCR ini sekitar 2 hari, datang di-Swab hari kedua hasil lab-nya keluar. Kalau negatif, petugas langsung berkoordinasi dengan kabupaten kota, dan mereka hanya pulang kalau dijemput. Yang positif langsung dirujuk ke rumah sakit darurat lapangan.

Setelah dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya dimana karantina awal dilakukan, maka mereka akan masuk pada karantina berikutnya dimasing-masing kabupaten kota. Inilah karantina kedua yang dilakukan oleh Pemkab Madiun.

Setelah itu Pemkab Madiun akan merujuk lagi ke tingkat desa sampai dengan 14 hari. Pelapisan ini dilakukan untuk memberikan perlindungan, baik kepada PMI maupun kepada masyarakat dan keluarga, di mana mereka kembali.

“Oleh karena itu, ini kewaspadaan yang dilakukan oleh pemerintah secara berlapis-lapis, tentu kami mohon tetap diikuti dengan kewaspadaan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tandas Khofifah.

Lebih lanjut Gubernur mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan takbir keliling dan membatasi jumlah jamaah pada saat shalat Ied.

“Hal-hal yang terkait nanti dengan shalat Idul fitri, silaturahim unjung-unjung pada saat Idul Fitri, takbiran, dan seterusnya. Mohon semuanya dijaga, kali ini tidak melakukan takbir keliling, kali ini semua masjid harus melakukan proses yang teridentifikasi memastikan bahwa semua protokol kesehatan dilakukan dengan sangat teliti dan detail, dengan persentase tertentu,” imbuhnya.

“Jadi kalau ini orange maka maksimal 25%. Oleh karena itu, mendaftarkan lebih awal lebih baik. Masjid-masjid di Jawa Timur kita mohon menggunakan format dengan mendaftarkan para calon jamaahnya. Sehingga tidak tiba-tiba pagi kemudian yang berkeingin shalat Ied banyak, lalu mereka akhirnya berhimpit. Sangat kita mohon semua kita lakukan kewaspadaan berganda,” pungkasnya. (Ah/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim