Penghujung Ramadhan, Galau Soal Isi Toples Lebaran

Penghujung Ramadhan, Galau Soal Isi Toples Lebaran

TerasJatim.com – Pada setiap penghujung Ramadhan selalu ada hiruk pikuk. Masyarakat, terutama para emak-emak, sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyongsong datangnya hari kemenangan kaum muslimin, yakni Idul Fitri.

Pekan terakhir bulan puasa saat ini, jalanan mulai padat kendaraan. Begitu juga pusat perbelanjaan, baik pasar maupun pertokoan, terlihat antrean berjubel orang-orang yang hendak memborong kebutuhan lebaran. Meski momen lebaran kali ini masih di masa pandemi.

Sebaliknya, masjid dan mushala mulai agak lengang (menghindari kata sepi, red.) ketimbang awal hingga pertengahan bulan Ramadhan. Jamaah Tarawih terlihat semakin maju, lantaran tinggal 2 shaf barisan depan.

Seorang kawan bergumam, puasa di penghujung Ramadhan memang lumayan berat diongkos. Alasannya karena pekan terakhir ini diburu setoran demi memenuhi kebutuhan ‘riyayan’. Baju baru, celana baru, sendal baru hingga kopyah, mukena dan sajadah baru, harus terealisasi untuk anak dan bininya.

Belum lagi berbagai kue suguhan pengisi meja tamu yang bertandang untuk halal bihalal pun wajib terhidang. Kawan saya berkelakar, paling tidak ada satu dua kaleng kue yang isinya biskuit sungguhan, bukan kaleng biskuit isi rengginang melulu.

Kawan saya ini mengaku mempunyai 10 toples yang biasanya diisi kacang, permen, dan beberapa kue kering lainnya. Namun saat ini semua belum ada tanda-tanda calon kue yang bakal memenuhi toples wasiat tersebut.

Kendati demikian kawan saya ini pura-pura enggak terlalu risau atas penuh atau tidaknya 10 toples miliknya itu.

Di tengah kegalauan, justru dia sempat memikirkan nasib buruh pabrik sepatu di Bojonegoro yang berunjuk rasa menuntut gaji yang belum dibayar dan menuntut THR segera dicairkan.

Ia menghela nafas, ketika mengetahui nilai THR para buruh sepatu yang didominasi emak-emak itu hanya Rp100 ribu dan masih dipotong Rp5 ribu pula.

“Kok tega mentala nemen ya pabrik’e. Kuwi THR apa jatah tuku es cao kanggo mokak puasa jan-jane??,” gerutunya kecut.

Lebaran kurang beberapa hari lagi. Mari kita seimbangkan pengeluaran jelang Idul Fitri agar tidak jatuh miskin saat lebaran belum usai nanti.

Mari belajar menikmati akhir Ramadhan ini dengan meningkatkan ibadah dari pada hanya sekedar memikirkan belanja.

Sebelum hari raya Idul Fitri 1422 H/2021 M tiba, mari kita bersemboyan: “Tak ada rotan akarpun jadi, tak ada kongguan rengginang pun harus kita syukuri”.

Salam
Saiq, Ka Biro TerasJatim.com Bojonegoro-Tuban.

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim