Desa Ngubalan di Ngawi Terpilih Jadi Desa Devisa

Desa Ngubalan di Ngawi Terpilih Jadi Desa Devisa

TerasJatim.com, Ngawi – Desa Ngubalan, Kabupaten Ngawi, baru saja diresmikan sebagai Desa Devisa dengan produk berupa kerajinan akar jati.

Produk kerajinan akar jati ini sudah melewati proses kurasi, sehingga memiliki kualitas yang berstandar ekspor. Negara tujuan yang paling menaruh minat terhadap produk ini adalah negara-negara di Eropa, khususnya Jerman, Belanda, dan Belgia. Ada juga ke benua Asia, Australia, dan Amerika.

Dikutip dari laman resmi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ngawi merupakan penghasil kayu jati terbesar di Jatim. Dengan luas areal tanaman hutan rakyat pada tahun 2014 sebesar 300 Ha. Jenis kayu yang diproduksi dari hutan rakyat yaitu Jati, Mahoni, Akasia, Sono, Pinus dan Eucalyptus.

Pada tahun 2013, produksi kayu jati sebesar 1.863.29 m3 berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi. Sementara berdasarkan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kabupaten Ngawi yaitu sebesar 14.655,5 m3. Kemudian dilihat dari tata guna hutan, hutan produksi merupakan hutan terluas sebesar 32.009,3 Ha.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja (Disperindagnaker) Kabupaten Ngawi, Yusuf Rosyadi menerangkan, Desa Ngubalan atau Dewi Wisata Industri Ngubalan memiliki banyak pengrajin kayu jati yang potensial. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu misi Pemkab Ngawi adalah mengembangkan perekonomian kerakyatan melalui kemudahan investasi, pariwisata berbasis potensi lokal, dan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan didukung riset dan teknologi.

“Melihat potensi Desa Ngubalan yang sejalan dengan misi Pemkab Ngawi, maka kami mengawal desa ini berproses menjadi Desa Devisa agar tidak hanya dikenal di regional dan nasional, tapi juga di internasional. Dengan pangsa pasar yang lebih terbuka, maka nilainya juga akan lebih besar,” tutur Yusuf.

Ia menyebut, bahwa ada 200 desa di Jatim yang diajukan menjadi Desa Devisa dan melewati proses survei dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Ada 3 aspek yang dinilai, yaitu kelembagaan, produk, dan pemasaran.

“Dari 200 desa itu terseleksi menjadi 20, kemudian di survei kedua mengerucut lagi menjadi 10, hingga akhirnya terpilihlah 6 desa, salah satunya Desa Ngubalan Kabupaten Ngawi ini,” pungkasnya. (Jnc/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim