Daerah Terpencil di Situbondo Minim Penanganan Kebakaran

Daerah Terpencil di Situbondo Minim Penanganan Kebakaran

TerasJatim.com, Situbondo – Minimnya peralatan pemadam kebakaran bila ada kebakaran di daeeah terpencil di wilyah Kabupaten Situbondo, menjadi sorotan berbagai kalangan di Situbondo.

Sejumlah kepala desa khususnya di wilyah terpencil di Situbondo menilai, pengetahuan tentang kebakaran dan cara pencegahan yang diketahui masyarakat dianggap masih minim. Padahal peristiwa kebakaran sering kali terjadi di kawasan perbukitan.

Agus, Direktur  LSM FCW (Front Coruption Watch) Situbondo mengatakan, kondisi bangunan rumah di sejumlah daerah terpencil memiliki karakteristik bangunan semi permanen dengan bahan material yang berpotensi terbakar. Selain itu, jauhnya lokasi seperti beberapa desa di Kecamatan Jatibanteng, Suboh, Sumbermalang, Mlandigan Situbondo, dan lainnya, dapat menjadi ancaman serius terhadap lambatnya proses penanganan awal saat terjadi kebakaran.

“Proses penanganan awal saat terjadi kebakaran di daerah terpencil dengan kondisi jauhnya medan dan banyaknya bangunan semi permanen yang bahan materialnya mudah terbakar, memiliki resiko besar terhadap dampak yang akan ditimbulkan,” ujar Agus.

Lebih jauh, ia menambahkan, untuk menghindari kerugian materiil yang lebih besar dan terjadinya korban jiwa dari dampak kebakaran yang ditimbulkan, pihaknya berharap pemerintah melakukan sosialisasi dan simulasi tentang kebakaran secara langsung ke masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

“Untuk antisipasi dan meminimalisir dampak kebakaran baik di pemukiman warga, hutan atau tempat lainnya, kami usulkan agar dapat dilakukan sosialisasi antisipasi dan simulasi penanganan kebakaran terhadap masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, agar proses penanganan awal saat terjadi kebakaran cepat tertangani, di sejumlah kecamatan yang letaknya berada di dekat daerah terpencil harus ada petugas pemadam kebakaran (Damkar) yang dilengkapi dengan peralatan ideal yang memiliki roda agar dapat segera digerakkan.

Hal ini sangat dibutuhkan, karena jumlah petugas serta armada damkar masih sangat terbatas dan hanya ditempatkan di pos damkar yang kantornya berada cukup jauh dari daerah terpencil.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Pemkab Situbondo, Hadi Siswoyo mengatakan, sementara ini kegiatan sosialisasi dan simulasi tentang kebakaran hanya bisa dilaksanakan sekali dalam setahun, sehingga dianggap masih belum bisa maksimal.

“Karena terbentur anggaran, kegiatan sosialisasi dan simulasi kebakaran hanya baru bisa dilaksanakan sekali dalam satu tahunnya, dan pada tahun ini, kegiatan akan dilaksanakan di Kecamatan Panarukan,” jelasnya.

Disinggung terkait minimnya jumlah petugas dan armada damkar, Hadi mengaku, hal itu membutuhkan proses dan waktu untuk bisa menenuhi kebutuhan secara ideal di masing-masing wilayah manajemen kebakaran (WMK) yang ada di Kabupaten Situbondo.

“Jumlah petugas maupun armada damkar memang masih kurang di masing-masing pos damkar yang meliputi sejumlah WMK itu. Masing-masing pos damkar dipusatkan di Kantor Kecamatan Besuki dan Asembagus,” urainya.

Lebih jauh Hadi menjelaskan, untuk melakukan hal tersebut harus dengan anggaran. Namun sementara anggaran operasional saja belum mendukung kegiatan damkar .

“Yang jelas kita sudah beberapa bulan ini kewalahan untuk anggaran operasional. Kami banyak mengeluarkan uang sendiri ketika ada penaganan kebakaran di wilayah kota. Kalau terus begini bagaiamana bisa kita maksimal untuk tangani kebakaran,” bebernya.

Diharapkan, kedepannya Pemkab Situbondo menganggarkan dana lebih untuk kegiatan penanggulangan kebakaran. (Edo/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim