Balapan Apik-apikan

Balapan Apik-apikan

TerasJatim.com – Sehari menjelang tanggal 24 september, saya sudah mulai merasakan sepoi-nya hembusan angin positif dikinerja kami. Sekarang diantara para tim dan divisi sudah mulai tercipta persaingan apik-apikan, cepet-cepetan dan banter-banteran. Teman-teman di divisi IT dan desain apik-apikan bikin kreasi dan tampilan. Begitu juga tim reporternya plus redaksinya sudah mulai asyik saling jor-joran nulis apik-apikan. Hal demikian juga yang tampak di jajaran tim managemen dan biro area-nya, saya lihat sudah banter-banteran branding dan kenceng-kencengan cari ik(L)an kakap, mujair dan mungkin juga kalau kepepet ik(L)an teri. Ini adalah upaya yang harus dihargai, dijaga dan ditingkatkan mutu persaingan dan aura semangatnya. Mengingat TerasJatim.com yang awalnya sekedar “iseng-iseng berhadiah”, pelan-pelan sudah mulai agak serius, kemudian kini sudah masuk pada fase di-serius-i tenanan.

Kebetulan saya lumayan lama merasakan bagaimana indah dan  susahnya bekerja di industri media. Didalamnya penuh dengan persaingan kreasi dan hebatnya tekanan untuk terus menampilkan yang terbaik. Saya tuwuk diomengi, dimarahi untuk sesuatu yang dinilai tidak maksimal. Banyak diantara kawan saya yang biasa dimanja-manja sama fasilitas bapaknya, protol karena ngenes, tidak kuat, dan pada akhirnya hanya yang kuat dan tahan banting saja yang kepepet bertahan dan tetap eksis.

Dulu, saya sering dengar dari senior-senior, bahwa orang media itu tidak bisa “kaya”. Ketika saya renungkan, ternyata kata “kaya” mempunyai makna yang sangat dalam. Kaya bukan berarti berapa banyak rumah, mobil dan mungkin istri yang kita punyai.  Kalimat “tidak bisa kaya” adalah penyemangat jiwa, bahwa orang media harus selalu merasa “lapar”, “haus”, “rakus” dan tidak boleh merasa “cukup pintar” apalagi merasa sudah “kenyang pengalaman”. Kita dituntut untuk terus dan terus belajar bagaimana mencari celah untuk berkreasi. Hasil kreasi kita, seharusnya kita nilai sendiri dengan angka yang masih “minim”, dan selalu merasa kurang. Biarkanlah relasi, para klien dan calon klien, pemerhati dan penikmat media yang menilainya. Kita beri ruang buat mereka untuk terus memberikan penilaian yang obyektif maupun yang subyektif sekalipun. Selanjutnya dengan besar hati kita dengar, kita terima dan ambil semuanya sebagai evaluasi diri untuk terus bersikap “rakus”.

Kita tentu memahami bagaimana besarnya ekspektasi masyarakat modern saat ini terhadap media. Tidak ada lagi sekat ndeso kutho. Mereka punya kualifikasi dan selera keinginan yang sama, dan kadang menuntut lebih dari apa yang bisa kita punya dan perbuat. Justru kadang, mereka merasa lebih tahu daripada kita. Dan itu wajar, karena begitu banyaknya referensi dan pilihan informasi yang mereka dapatkan dan ketahui. Pada akhirnya, kita lah yang harus mengakui, bahwa kita ternyata belum apa-apa. Makanya benar kata para senior, jika kita tidak belajar dan merasa sudah “cukup”, langkah kita akan tertinggal dan pasti ditinggalkan.

Sekedar diketahui, per hari ini (rabu, 23/9 pukul 10.43 wib) kembali saya dikasih data oleh teman-teman IT yang bersumber dari google analytics, yang menyebutkan bahwa pengunjung TerasJatim.com mengalami kemajuan yang patut disyukuri sekaligus diwaspadai. Karena per 14 harinya (terakhir 23/9 pukul 10.16 wib), TerasJatim.com mendapatkan tambahan pengunjung dan telah dikunjungi oleh 2.049 pengunjung baru yang aktif dan tercatat. Mereka tersebar di Surabaya area(44.30%), Jawa Timur dan luar Jawa Timur karena bias (28,05%), Kediri area (11.72%), Jakarta area (6,06)%, Bojonegoro Tuban (2.60%) Madiun area (2.34%), Malang dan Blitar (2,99%), Yogyakarta (1.05%), Cilegon dan Bogor (0,89%)

Dari data tersebut menunjukan bahwa TerasJatim.com sudah mulai dilirik. Dan mudah-mudahan karena lirikan awal, selanjutnya dibaca, di wolak-walik, dan dikangeni sekaligus dibutuhkan. Justru buat saya, mendapatkan pengunjung baru adalah sebuah pekerjaan yang tidak terlalu sulit. Yang lebih sulit dan relatif membutuhkan kerja keras adalah mempertahankan dan membuat kenyamanan pengunjung untuk tetap betah di TerasJatim.com.

Ini baru langkah awal, kita masih belum apa-apa dan belum ada apa-apanya. Jangan memakai acuhan apalagi jika membandingkan kita di TerasJatim.com dengan portal media yang besar dan sudah mapan. Konon menurut sumber dan bisik-bisik teman,  perharinya mereka dikunjungi lebih dari 80 hingga 100 ribu-an pengunjung aktif, bahkan bisa lebih. Yang pasti, kita bukan mereka, kita masih bayi merah yang baru lahir dan sedang belajar untuk tengkurap, selanjutnya berusaha merangkak pelan, itupun kadang masih tertatih dan masih suka terpeleset.

Semangat persaingan apik-apikan, cepet-cepetan dan banter-banteran inilah, yang mulai sekarang menjadi trend dan perilaku di TerasJatim.com.  Mudah-mudahan dalam “balapan” tingkat RT kali ini, tidak ada yang tertinggal dan ditinggal.

Salam Kaji Taufan

 

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim