Gafatar Sempat Rangkul Pemkot Malang

Gafatar Sempat Rangkul Pemkot Malang

TerasJatim.com, Malang – Geliat tindak tanduk Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Malang, ternyata memang telah menyentuh masyarakat Kota Malang, dengan menunggangi kegiatan sosial yang dilakukan dinas-dinas di pemerintahan Kota Malang.

Berdasarkan situs resmi Gafatar (dpd.gafatar.go.id) yang saat ini sudah tidak dapat diakses, sempat menyebutkan pernah bekerjasama dalam melakukan aksi atau kegiatan sosial bersih kali, di Kecamatan Blimbing Kota Malang, bersama Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, pada tahun 2014.

Kepala DKP Kota Malang pada saat itu, Drs. Wasto, SH, MH, yang saat ini menjabat Kepala Bappeda Kota Malang, saat diminta tanggapan oleh TerasJatim.com mengaku, jika pihaknya sempat bersentuhan langsung dengan gerakan tersebut. “Pada waktu itu, Gafatar mengajukan untuk bakti sosial. Kalau tidak salah bersih-bersih sungai. Kita tidak tahu itu organisasi apa, karena berbasis kegiatan sosial maka kita perbolehkan saja,” ungkap Wasto.

Ia melanjutkan, karena intinya waktu itu kegiatan sosial yang diajukan dan sesimpel itu, maka pihak DKP menyambut baik. Namun setelah kegiatan itu, Wasto mengaku tidak pernah melakukan kontak lagi dengan Gafatar.

“Anggota ataupun kontak pengurus pun saya sudah tidak mengingatnya lagi. Karena memang tidak pernah lagi melakukan kontak apapun,” ujarnya.

Menurut berbagai sumber, Gafatar pernah melakukan pertemuan besar di Kota Surabaya yang diikuti sekitar 700-an anggota. Pertemuan yang digelar sekitar dua tahun lalu itu membahas tentang pembentukan Gafatar di Jawa Timur.

gafatar1

Sementara itu, menurut pengamat Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Brawijaya Malang, Ilhamuddin, S.Psi, MA mengatakan, Kota Malang sangat memungkinkan menjadi wilayah strategis penyebaran ajaran Gafatar.

“Malang merupakan Kota yang strategis dalam penyebaran ajaran seperti itu. Karena penduduk Malang banyak datang dari wilayah luar atau pendatang. Gerakan seperti ini akan menumbuhkan ajarannya di Kota dengan banyak pendatang, dengan harapan ketika mereka pulang ke tempat asal, ajaran akan lebih tersebar secara luas,” paparnya.

Ia juga menjelaskan, ajaran Gafatar ketika dilihat lebih jauh, berisikan materi-materi yang bersifat ilmu rasional. Maka dari itu, ketika gerakan ini memasuki lingkungan orang terdidik yang notabene cenderung mengedepankan aspek rasionalitas dan logika, secara nalar akan mudah masuk.

Kemudian, jika dilihat dari sisi kecenderungan masyarakat Kota Malang yang cukup open minded alias mudah menerima hal-hal baru, gerakan ini mengedepankan kegiatan sosial dan kegiatan yang bertujuan baik, masyarakat akan gampang menerima.

Ilham kemudian menerangkan lebih lanjut, kalangan masyarakat yang berpotensi untuk dijadikan prospek perekrutan gerakan semacam ini adalah yang pertama, aktivis kampus bidang kerohanian, yang notabene masih baru mulai belajar tentang agama. “Kedua adalah anak muda atau remaja dewasa awal, putri. Dengan sudut pandang rasional, remaja putri gampang dipengaruhi. Terlebih jika mereka mengirimkan agen perekrutan putri juga. Ketiga adalah kalangan pekerja mapan secara ekonomi, yang secara spiritual belum terpuaskan,” tuturnya.

Memang gerakan semacam Gafatar lebih cenderung muncul dan berkembang di daerah atau kota pendidikan. Pasalnya, karakter masyarakat akan lebih terbuka. Dan juga, orang terdidik cenderung melihat dualisme antar agama dan kehidupam dunia.

“Artinya banyak yang berpikir, kalau hidup ya hidup. Tidak ada kaitannya dengan agama. Tetapi ketika mereka menemukan sisi yang bisa menyatukan kehidupan dunia dengan agama dan dapat diterima secara akal, sekaligus menenangkan menurut psikologis mereka. Akan sangat wajar, kalangan intelek lah yang mudah terekrut,” punkas Ilham. (Dim/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim