Suka Duka Bang Tayib, Petugas Damkar Senior di Kota Madiun

Suka Duka Bang Tayib, Petugas Damkar Senior di Kota Madiun

TerasJatim.com, Madiun – Menjadi petugas pemadam kebakaran atau Damkar, merupakan profesi yang berisiko tinggi dan tidak mudah untuk dijalani. Bahkan, tidak semua orang mampu melakukannya. Sebab, selain kecepatan, pekerjaan ini juga butuh kekuatan psikis dan fisik yang prima. Kapan pun dibutuhkan saat terjadi kebakaran, harus siap terjun ke lapangan.

Hal inilah yang dirasakan Mochammad Tayib, salah satu petugas Damkar senior di Kota Madiun. Pria yang sudah 25 tahun menjalani profesi ini menceritakan suka duka menjadi seorang petugas damkar.

Pria yang akrab dipanggil Bang Tayib ini mengakui, ada satu alasan yang menguatkan dirinya terjun sebagai petugas Damkar, yakni demi kemanusian.

Menurutnya, ketika sudah memutuskan menjadi petugas damkar, banyak yang harus dikorbankan. Sebab damkar sifatnya layanan dan emergency, sehingga harus siap kapan pun dipanggil untuk bertugas 24 jam.

“Profesi kami itu nyawa taruhannya, kami harus selalu siap dan waspada untuk menghadapi semua itu,” ujarnya, saat ditemui pada momentum Hari Internasional Firefighters Day atau Hari Pemadam Kebakaran Internasional, pada Kamis (04/05/2023).

Meski begitu, Tayib bangga menjalani profesinya. Sebab menurutnya, dirinya dapat membantu sesama yang membutuhkan. Apalagi mereka menjadi ujung tombak keselamatan banyak orang saat terjadi kebakaran.

“Kita harus saling tolong menolong, dan kami harus selalu siap mengemban misi kemanusiaan,” ucapnya.

Tayib pun tidak menampik jika harus mengutamakan tugasnya dibandingkan waktu bersama keluarga. Apalagi pekerjaan yang dilakoninya memang tidak mengenal waktu, baik pagi, siang, sore maupun malam hari. Beruntung, selama menjalankan tugasnya, bapak satu anak ini selalu mendapat dukungan penuh dari keluarga.

“Mottonya pantang pulang sebelum padam,” kata dia.

Senada, Kasi Operasional, Penanggulangan, dan Evakuasi Penyelamatan Satpol PP dan Damkar Kota Madiun, Anang Dwi Sulistyanto, juga mengaku bersyukur jika keluarganya memahami profesinya. Meski ada kekhawatiran karena nyawa menjadi taruhan.

Namun demi misi kemanusiaan, ia rela terjun ke lapangan ketika ada panggilan darurat untuk menangani kebakaran. “Kebahagiaan saya itu ya merasa puas dengan yang saya kerjakan karena ini berbicara kemanusiaan,” ucapnya.

Anang menegaskan, jika ingin menjadi petugas damkar harus siap dengan kondisi apa pun. Berjiwa sosial dan ikhlas serta tidak menjadi beban bertugas di pemadam kebakaran.

Hal yang membuatnya tetap semangat bertugas di damkar, selain mendapat dukungan penuh dari keluarga tercinta, juga rasa kebersamaan dengan rekan seprofesinya untuk membantu orang lain. Bukan hanya persoalan pemadam kebakaran, melainkan juga membantu mengevakuasi ular, sarang tawon dan reptil, yang dianggap membahayakan masyarakat. (Ew/Kta/Red/TJ/KBRN)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim