Sopir Pesawat dan Narkoba

Sopir Pesawat dan Narkoba
ilustrasi

TerasJatim.com – Bisa jadi ini bukan kabar yang pertama kalinya di dengar oleh telinga publik. Kembali, kabar yang membuat miris jutaan publik pengguna transportasi udara muncul. Lagi-lagi pilot, pramugari, dan pramugara dari sebuah maskapai penerbangan nasional ditangkap karena penyalahgunaan narkoba.

Hasil tes urine pilot SH (34), pramugari SR (20), dan pramugara MT (23) terbukti mengkonsumsi sabu, ekstasi, dan ganja. Dikutip dari berbagai media nasional, Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap dan sudah memeriksa kru sebuah maskapai penerbangan swasta nasional ini, bersama seorang ibu rumah tangga.

Kabarnya, akibat peristiwa yang kembali mengegerkan dunia penerbangan tersebut, ketiga kru pesawat ini sudah dipecat dari maskapai tempat mereka bekerja. Namun, terlepas dari sanksi pecat yang mereka terima, publik layak mempertanyakan secara serius tentang komitmen maskapai dalam menjalankan aktifitasnya yang senantiasa berhubungan dengan nyawa dan keselamatan orang banyak.

Fenomena kru pesawat terlibat narkoba ini sudah terjadi untuk kesekian kalinya. Publik, khususnya yang biasa melakukan aktivitas penerbangan dengan pesawat udara, paling tidak akan merasa was-was. Bagaimana tidak, walaupun kasus ini hanya melibatkan oknum dan pribadi, tapi paling tidak secara psikologi calon pengguna maskapai penerbangan harus banyak-banyak berdoa ketika mereka akan berniat terbang dengan pesawat udara.

Selain berdoa agar penerbangannya selamat sampai tujuan, mungkin terselip doa, agar mereka tidak sedang terbang dengan pilot dan kru yang sedang “teler” karena pengaruh narkoba.

Hal ini patut  disayangkan, jika pihak maskapai lalai menjaga para kru mereka untuk tetap sehat secara menyeluruh dan tetap bersih dari pengaruh narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.

Banyak yang berpendapat, bahwa dalam dunia penerbangan yang mengedepankan tingkat keamanan paling  tinggi tersebut, harusnya diisi oleh orang-orang pilihan. Semestinya, di saat penerimaan pegawai awak kabin dan kru pesawat, maskapai menyeleksi secara ketat termasuk mencari tahu perilaku apa yang sudah pernah dilakukan oleh calon kru tersebut.

Jangan sampai mereka yang secara kualitas dan sering menjadi pengguna narkoba malah bisa mengendalikan laju pesawat yang berisi ratusan penumpang.

Sejumlah rangkaian test rutin yang dilakukan terhadap kru pesawat dan awak kabin sebelum mereka terbang sudah dilakukan. Namun faktanya dengan kembalinya peristiwa seperti ini, hal tersebut menunjukan hasil yang relatif kurang efektif dan ternyata masih ada yang lolos dari pantauan.

Dengan bukti masih ditemukannya pilot dan kru pesawat yang tertangkap karena sedang pesta “teler” dengan narkoba, banyak yang mempertanyakan sejauh mana antisipasi pihak maskapai untuk menjamin bahwa pesawatnya diawaki oleh orang-orang yang “clear and clean”.

Tanpa berprasangka buruk, kemungkinan para pilot dan kru pesawat yang sudah tertangkap itu hanyalah puncak dari gunung es saja. Bisa jadi masih ada dan banyak yang lainnya yang hingga kini masih anteng dengan rutinitas terbang dan kesukaan teler-nya.

Kita berharap, dengan peristiwa seperti ini semua pihak sadar untuk membuka mata, bahwa harus diakui ternyata masih ada “ketidak beresan” dalam mengelola moda transportasi udara kita.

Seharusnya otoritas penerbangan melakukan langkah-langkah kongkret untuk terus meng-audit secara berkala dan menyeluruh terhadap manajemen maskapai penerbangan kita. Bukan hanya sekedar audit keuangan, tetapi juga harus diimbangi dengan bagaimana cara maskapai mengelola armadanya, mengatur jadwal terbang pilot dan awak pesawatnya, termasuk bagaimana pengelolaan bagasi dan segala hal yang terkait dengan keamanan dan kenyamanan para penumpangnya.

Bagaimanapun juga harus diakui, jika sebagian besar dari masyarakat penumpang kita masih kurang aware dengan keselamatan dan mungkin juga awam dengan indikator keamanan suatu penerbangan.

Mereka kebanyakan hanya tahu naik pesawat dan sampai tujuan dengan selamat, tanpa mengetahui apakah pesawat yang mereka tumpangi layak terbang atau tidak, apalagi harus mengerti pilot yang “nyopiri” pesawat mereka sedang sehat atau justru masih setengah teler.

Salam Kaji Taufan

(Dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim