Sampah Tak Bertuan di ‘Perut’ Drainase, PUPR Pacitan: Kadang-Kadang Keterlaluan

Sampah Tak Bertuan di ‘Perut’ Drainase, PUPR Pacitan: Kadang-Kadang Keterlaluan

TerasJatim.com, Pacitan – Mei yang basah, sepekan terakhir, langit Pacitan, Jatim, kerap terlihat muram. Beberapa kali kabupaten ini diguyur hujan; sedang hingga deras, pun merata.

Sungai-sungai yang airnya semula jernih tetiba keruh, dari hulu hingga hilir. Begitu pula drainase di jantung kota, yang dibarengi sampah-sampah segala merek, mulai sampah alam hingga dari tangan-tangan tak bertanggungjawab.

“Jadi, saat banjir yang sering kita jumpai dulu 2022, awal 2023, sampah itu masuk kota. Kemarin (19/5) juga ada,” kata Tonny Setyo Nugroho, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Air Minum (PLAM), Dinas PUPR Pacitan, di ruang kerjanya, Selasa (20/05/2025).

Selama ini, lanjut dia, semua sampah yang diusir tuannya itu bak berurbanisasi; desa ke kota. Biasanya, beber Tonny, sampah tersebut akan berkumpul di Jalan A. Yani, tepatnya di depan Telkom. Akibatnya, perut drainase menyempit bahkan tertutup, sehingga air meluap ke jalan.

“Ya, ada beberapa oknum masyarakat yang membuang sampah di hulu. Contohnya di Pucangsewu atas, Sumberharjo atas,” ujarnya.

“Kadang-kadang ya keterlaluan, kaya kasur (kapuk), sofa bekas, dibuang ke saluran air pada saat banjir,” lanjut dia.

Menangani persoalan itu, Dinas PUPR Pacitan melalui bidang PLAM bikin perangkap sampah di 4 titik, yakni di Blimbing Pucangsewu, Praman, Bangunsari, dan Gerdon.

Perangkap berupa kontruksi penahan tersebut diharapkan bisa menggagalkan pengembaraan semua sampah, sehingga tidak masuk ke kota. Setelah tertahan, kemudian petugas gegas membersihkan.

“Cuma di Gerdon ini tekanannya terlalu besar, kalau diperkuat kita juga kuatir karena berdekatan dengan rumah warga. Untuk sementara kita copot dulu, nanti kita geser ke posisi aman,” terangnya.

Tonny memaparkan, membuat perangkap tersebut memang harus benar-benar diperhitungkan. Hal ini, kata dia, sampah yang tertahan itu akan menimbulkan gejolak aliran air.

“Kalau tidak diperhitungkan, bisa merusak bangunan air di sisi kanan kirinya. Ketika bangun, ya jauh dari perumahan penduduk, sehingga tidak berdampak kepada masyarakat di sekitarnya,” jelas dia.

Di samping itu, sejak 2023 lalu bidangnya pun secara intens melakukan pengerukan sedimentasi, di sepanjang saluran utama. Selain itu juga menangani tebing drainase yang ambrol atau rusak, di beberapa titik.

“Alhamdulillah, kemarin (19/05/2025) dengan curah hujan sekitar 4 jam, dan intensitas sedang-tinggi, itu saluran induk tidak ada yang meluap. Cuma di depan kecamatan/PMD, karena di situ belum ditinggikan. Insya Allah tahun ini ditinggikan,” katanya.

“Kalau saat ini, progamnya melakukan pengerukan saluran dari Bapangan ke Barat. Mudah-mudahan dua minggu ke depan beres,” sambung Tonny, menambahkan. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim