Sabar, Pasang BTS di Area Blank Spot di Pacitan Tak Mudah Dapat Restu
TerasJatim.com, Pacitan – Pemasangan Base Transceiver Station (BTS) atau infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara peranti komunikasi dan jaringan operator di daerah blank spot (daerah yang belum tersentuh jaringan sinyal komunikasi) di Pacitan, Jatim, tidak langsung mendapat restu (ijin).
Meski beberapa desa yang mengalami blank spot telah mengajukan dan diusulkan untuk pemasangan BTS, namun Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pacitan tidak berharap banyak hal itu bisa langsung dikabulkan. Terlebih, proses yang dilalui tidak sebentar, mulai dari pengusulan, survey hingga penyiapan lahan.
“Total BTS di Pacitan saat ini sudah ada 124. Kalau yang pengajuan ini ada 5 desa di 4 kecamatan. Kita (Diskominfo) mengusulkan, prosesnya di upload ke aplikasi SAKTI di bawah (lembaga) BAKTI Kementerian Kominfo. Karena untuk frekuensi itu yang mengurusi pusat,” terang Supriyono, Kepala Bidang (Kabid) TI, Diskominfo Pacitan, Jumat (11/06/21).
Misalkan, kata dia, jika salah satu atau semua yang mengajukan pemasangan BTS tersebut direstui, kemudian pihak Pemkab harus menyiapkan lahan. Namun, untuk titik koordinatnya yang menentukan adalah dari SAKTI, provider mana yang hendak dipakai.
Ia mencontohkan, misal provider yang ditunjuk itu memasang BTS di salah satu desa di Pacitan, kemudian agar bisa komunikasi dengan BTS yang sudah ada di wilayah tersebut, tentunya harus menentukan titik koordinat dan survey kepadatan penduduk di desa yang hendak dilakukan pemasangan itu.
“Misal kami mengarahkan, oh di sana masih blank spot. Ya tidak semudah itu, karena dia (provider) orientasinya kan bisnis. Jadi, yang mengajukan BTS ini belum tentu di acc semua. Pemkab sudah mengupayakan, namun semua kewenangan mulai dari survey dan titiknya dimana, itu provider yang menentukan. Jadi harus sabar,” tukasnya. (Git/Kta/Red/TJ)
