Ritual Larung Sesaji

Ritual Larung Sesaji

TerasJatim.com, Blitar – Peringati Bulan Muharram, ratusan nelayan di pantai Tambak Rejo Kabupaten Blitar menggelar Ritual Larung Sesaji. Selain sebagai wujud syukur, ritual larung sesaji ini juga sebagai doa tolak balak, untuk meredam ganasnya ombak laut selatan yang kerap memakan korban, serta menghindarkan nelayan dari segala macam bahaya.

Ritual larung sesaji diawali dengan prosesi acara kirab dua buah gunungan dan juga kepala lembu, yang dibawa dari balai Desa menuju bibir pantai Tambak Rejo. Selain kedua tumpeng raksasa, dalam ritual larung sesaji warga juga membawa berbagai macam sesaji sebagai kelengkapan ritual.

Setelah diberi doa oleh Sesepuh Desa, kedua tumpeng agung yang berisi berbagai hasil bumi serta kepala lembu ini, kemudian ditandu dan arak warga menuju bibir pantai untuk kemudian dilarung ke tengah lautan.

Acara ritual larung sesaji ini, tak pelak menjadi tontonan warga. Para pengunjung yang datang tidak hanya dari Blitar saja, Namun banyak juga dari luar daerah. Seperti Malang, Tulungagung dan juga Kediri. Bahkan jumlah warga yang melihat ritual larung sesaji tersebut mencapai ribuan pengunjung.

Menurut Bupati Blitar, Herry Nugroho, ritual larung sesaji ini bertujuan untuk melestarikan budaya adat jawa, dan juga untuk memperingati Bulan Suro atau Bulan Muharram. Selain itu juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan, atas melimpahnya tangkapan ikan dan sebagai doa tolak balak agar nelayan terhindar dari segala bahaya. “Ritual larung sesaji ini juga untuk nguri-nguri adat Jawa dan juga sebagai doa tolak balak” terang Herry Nugroho, Bupati Blitar.

Diharapkan dengan ritual larung sesaji ini, ganasnya ombak di pantai Tambak Rejo tidak lagi memakan korban, dan nelayan yang akan melaut juga mendapatkan hasil yang lebih banyak. Tradisi ini juga sebagai sarana pariwisata untuk menjaring wisatawan, baik lokal maupun nasional. (Aji/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim