Petani Tembakau Bojonegoro Nasibmu Kini
TerasJatim.com, Bojonegoro – Nasib petani tembakau yang ada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, nampaknya semakin terpuruk. Pasalnya, selain cuaca yang tak menentu, harga tembakau yang dihasilkan juga tidak menentu pula.
Menurut Mat Zaini, salah satu petani di Kecamatan Kepohbaru, musim kemarau kali ini adalah saat tirakatnya para petani tembakau. Hal itu dikarenakan murahnya harga tembakau di tingkat petani.
“Harga daun tembakau perkilonya hanya berkisar antara Rp1000 sampai Rp1200 saja. Padahal itu sudah daun tembakau petikan kedua dan ketiga,” ujarnya, Rabu (21/09).
Ia menyebutkan, faktor murahnya harga tembakau akibat cuaca saat ini yang tidak menentu. Tembakau adalah jenis tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sedangkan kali ini terjadi kemarau basah dengan curah hujan lumayan tinggi.
“Kalau terlalu banyak air secara otomatis kualitasnya (tembakau) turun,” terangnya.
Beruntung, lanjutnya, ia mempunyai relasi di Pulau Madura yang siap melakukan pembelian daun tembakau dari daerah Bojonegoro, khususnya dari wilayah Kecamatan Kepohbaru, Sugihwaras dan Kedungadem, yang memang menjadi sentra penghasil tembakau sejak lama.
“Tapi ya harganya nggak bisa tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya. Masih bersyukur ada yang mau membelinya,” imbuhnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang besar tembakau rajang untuk pabrikan juga ‘sambat’ lantaran sulitnya kriteria kualitas yang dikehendaki oleh pabrik rokok. Kalau soal harga, masih lumayan bisa tembus Rp20 ribu perkilo gramnya.
“Pokoke tobat, susah sekarang memasukkan barang (tembakau rajang) ke pabrik. Masa saya kirim 16 besek dikembalikan semua tak satupun yang diterima,” tukasnya dengan nada mengeluh. (Saiq/Red/TJ)