Pakar Sebut Jembatan Soekarno Hatta Malang Turun 20,8 Cm

Pakar Sebut Jembatan Soekarno Hatta Malang Turun 20,8 Cm

TerasJatim.com, Malang – Di beberapa media sosial beredar luas gambar jembatan kebanggan masyarakat Malang di Jalan Soekarno-Hatta, yang terlihat melengkung secara ekstrem. Foto tersebut beredar secara viral di media sosial dan mengundang kekhawatiran banyak orang.

Dilansir dari Merdeka.com, Jembatan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) Kota Malang Jawa Timur dilaporkan memang telah mengalami penurunan 10,8 centimeter dari garis horizontal. Tetapi jika dihitung dari konstruksi awal dibangun, total penurunan sebesar 20,8 centimeter.

Sugeng Prayitno Budio, Pakar Teknik Universitas Brawijaya yang melakukan kajian atas jembatan tersebut mengatakan, saat dibangun sengaja dipasang chamber 10 sentimeter.

Chamber adalah lengkungan ke atas yang memang selalu diberlakukan oleh perancang jembatan kerangka. “Karena saat dibangun ada chamber (melengkung ke atas) 10 sentimeter. Hasil studi kami terjadi lendutan (lengkung) sebesar 10,8 sentimeter dari garis horizontal,” katanya.

Jembatan tersebut memiliki dua bagian. Sisi utara sepanjang 40 meter dan 60 meter di ruas selatan. Jembatan yang mengalami lendutan 20,8 centimeter yang memiliki panjang 60 meter atau bagian selatan.

Terkait getaran jembatan, memang dianggap lazim untuk jembatan rangka, tetapi tidak boleh melebihi kelaziman.

Getaran jembatan Soehat yang pernah diukur sudah melewati yang diizinkan.

“Sifat jembatan baja memang bergetar. Hasil kajian kami getarannya sudah di atas batas,” tegas Sugeng yang menolak membuka hasil kajiannya yang dilakukan 2013.

Sebelumnya beredar foto jembatan Jalan Soekarno-Hatta Malang yang melengkung secara ekstrem. Foto tersebut beredar secara viral di media sosial dan mengundang kekhawatiran banyak orang.

Sejumlah pihak langsung melakukan peninjauan ke lokasi, termasuk Dinas Bina Marga dan Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Mereka melakukan pemotretan dan pengukuran, serta menyatakan jembatan dalam kondisi aman.

Sementara foto yang beredar dianggap sebagai bohong atau hoax. Diduga terjadi tipuan kamera melalui teknik pengambilan foto tersebut.

“Kalau yang di medsos itu terlalu ekstrim, tidak sampai seperti itu,” tegas Sugeng.

Dengan kondisi seperti sekarang ini, kendaraan yang lewat di atas jembatan tidak boleh melebihi 30 persen dari beban maksimal. Karena itu seharusnya lalu lintas di atas jembatan lancar. Kondisi jembatan itu sendiri masih dalam status aman jika dilakukan perawatan secara benar. Lendutan (lengkungan) juga tidak akan bertambah jika memang rutin dilakukan perawatan.

“Sambungannya harus benar, baut-bautnya dikencangkan, dipastikan tidak ada pengaratan, pengurangan beban seperti yang sudah diberlakukan,” katanya.

Jembatan rangka sendiri, kata Sugeng, sebenarnya tidak cocok digunakan di jalur lalu lintas yang macet. Seharusnya memang berbahan beton, karena efek getaran jembatan rangka sangat besar. (TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim