Merasa Tertipu Program Pemerintah, Peternak Sapi Gerudug Kantor Dinas

Merasa Tertipu Program Pemerintah, Peternak Sapi Gerudug Kantor Dinas
ilustrasi

TerasJatim.com, Banyuwangi – Merasa tertipu dengan program pemerintah, sejumlah peternak sapi perah ngelurug Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi, Senin (14/12).

Kedatangan mereka untuk mencari solusi program sapi perah yang gagal.

Akibat gagalnya program sapi perah tersebut, para peternak sapi harus menanggung angsuran sebesar Rp. 21 juta per-semester hingga 4 tahun lamanya, sedangkan  yang sudah terbayar baru satu kali angsuran.

Sudarto, salah satu peternak sapi perah kepada TerasJatim.com mengatakan, jumlah kelompok sapi perah yang berada di wilayah Kecamatan Licin Banyuwangi ada 4 kelompok , yakni kelompok Dadi Mulyo, Andini Mulyo, Argo Mulyo  dan Margo Mulyo. Satu kelompok mendapatkan 106 ekor sapi.

Untuk mendapatkan sapi perah, setiap kelompok harus menaruh  sertifikat tanah atau sertifikat rumah sebagai jaminan di Bank Jatim selaku bank yang memberi pinjaman. Jumlah hutang yang harus dibayar 4 kelompok tersebut sebesar  6 miliar rupiah.

“Masing masing kelompok memiliki tanggungan 1,5 miliar,“ jelas Sudarto.

Dari 424 ekor sapi yang mereka ternak, saat ini hanya tersisa 10 ekor saja. Berkurangnya jumlah sapi perah itu menurut Sudarto karena sapi sakit, ataupun dijual untuk mencukupi kebutuhan biaya operasional yang tinggi.

“Kita sering ditagih pihak bank, tapi repot mau membayar, soale sapinya sudah habis.” Ujarnya.

Sementara itu Heru Santoso, Kepala Dinas Peternakan Banyuwangi mengatakan, gagalnya program sapi perah di Kecamatan Licin, diduga karena adanya permasalahan koperasi yang mewadahi kelompok peternak tersebut.

Pengadaan bibit yang tidak sesuai standar, serta legalitas bibit sapi yang seharusnya memiliki surat keterangan kesehatan hewan. Namun pada kenyataannya setelah di lakukan pemeriksaan ada beberpa sapi perah yang tidak memiliki surat keterangan kesehatan. Sehingga sapi perah yang semestinya mampu memproduksi susu 15 liter perhari, namun hasilnya jauh dari harapan.

“Padahal Disnak sudah melakukan pendampingan, namun tidak semua kelompok peternak mau untuk diberi arahan,“ ujarnya.

Heru menambahkan, program ternak sapi perah di Banyuwangi tidak hanya dilakukan di Kecamatan Licin saja, namun juga dilakukan di kecamatan Genteng, kecamatan Purwoharjo dan kecamatan Bangorejo.  Ketiga kecamatan tersebut  berhasil mengembangkan ternak sapi perah mereka, bahkan dalam dua hari mampu mengirim 6 ton susu sapi.

“Dari 4 kecamatan yang mendapat program sapi perah, hanya kecamatan Licin yang gagal,“ tegasnya.

Bahkan pemerintah kedepan akan mengembangkan 3 kecamatan yang berhasil tersebut, menjadi sentra peternakan sapi perah. Karena populasi  dan hasil produksinya semakin bagus. (Irh/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim