Menengok Kondisi Usaha Persewaan Jip di Bromo Saat Pandemi

Menengok Kondisi Usaha Persewaan Jip di Bromo Saat Pandemi

TerasJatim.com, Malang – Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, merupakan salah satu diantara pintu masuk menuju lautan pasir Gunung Bromo. Selain bisa juga melalui Wonokitri Kabupaten Pasuruan dan Tumpang Kabupaten Malang.

Pasca dibukanya tol Malang-Pasuruan-Probolinggo, untuk menuju lokasi itu dari tengah kota Malang, relatif lebih cepat. Saat tiba di exit tol Probolinggo Timur, penunjuk arah menuju Kawasan Gunung Bromo sudah terlihat.

Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 2 jam dari jantung kota Malang menuju ke Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura yang berada pada ketinggian 2200 mdpl. Itupun dengan laju kendaraan relatif lebih santai sembari menikmati panorama perjalanan menuju lautan pasir dan penanjakan Gunung Bromo.

Usai keluar dari tol Probolinggo Timur, dan mendekati Desa Ngadisari, tepatnya di SPBU Sukapura, yang merupakan SPBU terakhir di sepanjang jalan menuju Gunung Bromo, mulai terlihat deretan jip hardtop yang memang sengaja disewakan untuk wisatawan menuju ke daerah yang lebih atas. Besaran biaya sewanya pun bervariasi, harga sewa tergantung kesepakatan antara wisatawan dan sopirnya.

Sebelum tiba di bibir lautan pasir, pengunjung diharuskan mengisi buku tamu pada pintu masuk Desa Ngadisari. Di tempat itu ada petugas yang memberikan sejumlah pertanyaan seputar asal pengunjung dan tujuan, serta jumlah rombongan. Tidak ada biaya yang dipungut saat melapor di pos masuk itu.

Semakin mendekati bibir lautan pasir, jalanan semakin menanjak dengan panorama alam yang indah. Banyak home stay dan hotel serta kuliner di sepanjang jalan itu. Juga spot selfie di beberapa tempat.

Ada retribusi Rp 10.000/orang untuk setiap pengunjung yang memasuki Kawasan Wisata Gunung Bromo yang telah diatur dalam Perda nomor 7 Tahun 2019 dan Retribusi Jalan Desa sebesar Rp 5000/kendaraan roda 4 yang memasuki kawasan itu, yang juga diatur dalam Perdes Ngadisari Nomor 3 Tahun 2015.

Selanjutnya tiket masuk menuju lautan pasir dan atau Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger dipatok Rp 34.000/ orang. Rinciannya Rp 30.000 tiket masuk dan Rp 4000 untuk asuransi kecelakaan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014.

Djarot, satu diantara pemilik kendaraan jip hardtop menawarkan persewaan kendaraan dengan harga relatif murah yakni Rp 200 ribu untuk menuju lautan pasir. Padahal, di berbagai website online, harga sewa jip menuju Gunung Bromo rata rata ditawarkan minimal Rp 650 ribu untuk 4 titik spot Bromo.

Menurut Djarot, dirinya mengaku sudah 20 tahun menyewakan jip hardtop-nya melayani dan mengantar pengunjung berkeliling di areal Kawasan Gunung Bromo. “Saya sudah lebih dari 20 tahun begini ini. Sekarang tidak terlalu ramai,” terangnya, Minggu (08/11/20) sore.

Menurut Djarot, selama pandemi Covid-19, kunjungan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dibatasi. Praktis pengunjung di lautan Pasir Gunung Bromo juga terbatas. Hal ini menyebabkan pendapatannya. “Tiket terbatas mas yang masuk ke lautan pasir ini, ya begini jadi sepi tak seperti sebelumnya,” tukasnya.

Djarot menyebut, dalam sehari pengunjung dibatasi maksimal 1 000 orang, terhitung mulai pukul 03.00 WIB dinihari hingga sore. Pembatasan kunjungan itu berlaku selama pandemi Covid-19.

Sayangnya, Djarot tidak menjelaskan secara detail penurunan pendapatan selama pandemi Covid-19. Kendati demikian, di tengah pandemi sekarang, kondisi ini tidak separah pada saat Gunung Bromo erupsi beberapa waktu lalu. Sebab, saat Gunung Bromo erupsi, kawasan Bromo ditutup dan dirinya tidak bisa bekerja. “Peristiwa paling seram ya gunung erupsi pekerjaan tidak ada, menanam tanaman tidak bisa,” pungkasnya. (Kta/Red/TJ/KBRN)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim