Kunjungi Pacitan, Johan Budi Soroti Maraknya Praktek Intoleransi
TerasJatim.com, Pacitan – Melihat situasi Indonesia yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini, termasuk di Kabupaten Pacitan Jatim, intoleransi disebut-sebut makin menguat.
Hal itu, seperti diutarakan anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Johan Budi Sapto Pribowo, saat gelar sosialisasi 4 pilar dengan sejumlah kepala desa beserta perangkat desa di Pacitan, yang bertempat di Gedung Pertemuan UPT PPP Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Sabtu (21/11/20) siang.
“Jika melihat situasi belakangan ini, intoleransi ini menurut saya sepertinya menguat. orang/kelompok ini mudah marah, mudah menyalahkan orang atau kelompok lain dan sebagainya. Untuk itu, kita harus kembali kepada nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila,” kata pria yang juga mantan Jubir Presiden Jokowi ini.
Menurutnya, setelah era reformasi ini alam di Indonesia disebutnya bebas. Ia mencontohkan, orang dengan seenaknya memaki dan juga memfitnah presiden dengan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan.
“Sebenarnya, dalam alam demokrasi Pancasila di Indonesia ini kan tidak boleh memaki seenaknya. Mengkritik dan memaki ini beda. Mengkritik kan kebijakan, kalau memaki itu kan personal. Jangankan presiden, kita saja kalau dimaki, difitnah juga bisa marah. Kita ini bebas dalam alam demokrasi di Indonesia itu. Bukan kebablasan, tapi saya ingin membantah omongan yang mengatakan saat ini Indonesia tidak bebas, padahal bebas,” ungkapnya.
Namun demikian, pria yang juga mantan jurnalis itu berharap nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kembali sejak dini, baik melalui keluarga, pendidikan formal maupun non formal. Bahkan, juga harus diajarkan hingga pendidikan tingkat bawah (taman kanak kanak).
“Harusnya, nilai-nilai Pancasila ini tidak hanya diajarkan dalam kelas-kelas formal saja. Itupun juga tidak dilakukan di level pendidikan bawah (TK). Seharusnya nilai-nilai Pancasila ini diajarkan sampai bawah, tapi cara mengajarkannya harus sesuai levelingnya, dengan memberi keteladanan yang bisa dilihat oleh anak didik itu,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sosialisasi 4 pilar itu terdiri dari Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, NKRI, UUD 1945 sebagai konstitusi Negara serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara.
Adapun peserta yang terlibat yakni sejumlah kepala desa beserta perangkat desa, yang diharapkan seusai mengikuti kegiatan itu dapat disampaikan kepada masyarakat di desa masing-masing, guna menanamkan semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Git/Kta/Red/TJ)