Kasus Covid-19 di Jatim Terus Menurun, Masyarakat Diminta Tetap Disiplin Prokes

Kasus Covid-19 di Jatim Terus Menurun, Masyarakat Diminta Tetap Disiplin Prokes

TerasJatim.com, Surabaya – Meski belum ada satu pun kabupaten/kota yang masuk kategori zona hijau, namun kasus aktif di wilayah Jatim terus menunjukkan tren penurunan. Data Satgas Covid-19 Jatim per 8 Oktober 2021 menyebutkan, tambahan kasus rata-rata 119 per hari dengan kasus meninggal 7 pasien.

Berdasarkan Assessment Kementerian Kesehatan RI tanggal 5 Oktober 2021, Jatim merupakan daerah yang telah masuk assessment level 1 berdasarkan 6 indikator, yakni laju kasus dan kapasitas respon 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Dimana 24 Kabupaten Kota di Jatim masuk asesment level 1, dan 14 Kabupaten Kota lainnya masuk asesment level 2.

Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyampaikan, meski hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, namun masyarakat harus tetap waspada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebab walaupun postivity rate Jatim sudah rendah, namun belum mencapai angka nol.

Ditambahkan Joni, dampak pandemi Covid-19 tidak bisa dipungkiri berdampak terhadap berbagai sektor, terutama ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, Pemprov Jatim terus berupaya dalam percepatan pergerakan perekonomian. Saat ini Jatim telah menyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi 24,93 persen.

Tercatat jumlah industri di Jatim, khususnya di sektor industri pengolahan sebanyak 821.572 unit usaha dengan total tenaga kerja sebanyak 3.222.429 orang.

Dari jumlah itu sebesar 0,15 persen atau 1.231 merupakan industri besar dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 11,95 persen atau 385.080 tenaga kerja.

Selanjutnya 2,82 persen atau 23.168 merupakan industri menengah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 30.49 persen atau 982.519 tenaga kerja. Sedangkan 97,03 persen atau 797.173 merupakan industri kecil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 57,56 persen atau 1.854.830 tenaga kerja.

Lebih lanjut dikatakannya, sektor UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian di Jatim. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim bahkan mencapai 57,25%. “Jumlah itu sangat signifikan dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,” kata dia saat mewakili Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Sabtu (09/10/2021).

Jatim telah melaksanakan program pemberdayaan KUMKM berupa peningkatan kualitas dan penguatan berbasis syariah dan digitalisasi. Antara lain, di bidang kelembagaan. Yakni peningkatan kualitas kelembagaan koperasi UMKM dengan mendorong UKM untuk berkoperasi guna meningkatkan daya saing secara kelembagaan.

Selain itu di bidang peningkatan kualitas SDM, Jatim melakukannya mellaui pelatihan manajerial, vokasional dan kompetensi. Hal ini dilakkan baik secara offline maupun online dengan e-learning Si Jawara.

Program peningkatan pemberdayaan UMKM juga dilakukan melalui peningkatan kualitas produk UMKM. Yakni melaui sinergi BDC atau klinik KUMKM, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), East Java Super Corridor (EJSC) di Bakorwil, fasilitas strandarisasi, dan merk.

Jatim juga memperkuat akses permodalan melalui bank berupa dana bergulir dan Kredit USaha Rakyat (KUR) serta non bank berupa Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB) KUMKM dan program Corporate Social Responsibility (CSR). Begitupun juga memperkuat dalam hal perluasan akses pasar secara offline.

Di bidang pariwisata, saat ini Jatim tengah melakukan revitalisasi destinasi dengan mendorong protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) di tiap pengelola daya tarik wisata. Selain itu juga melakukan kolaborasi atau kerjasama antar provinsi, kemitraan dengan instansi yang bergerak di bidang perjalanan wisata pegiat sosial media/selebgram, serta secara bertahap mereaktifasi destinasi dan penyelenggaraan even. (Sti/Jnr/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim