Jalankan Tugas Mengajar, Guru SD Pojok Klitih Jombang Harus Jalan Kaki Sejauh 4 Km

TerasJatim.com, Jombang – Menjadi guru di daerah pinggiran bukan pekerjaan mudah. Beragam tantangan siap menghadang, baik karena faktor alam maupun kesiapan mental.
Kondisi itu sebagaimana dialami para guru yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri Pojok Klitih 3 Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Saat berlangsung musim hujan seperti ini, 7 orang guru yang mengajar di wilayah tersebut, terpaksa harus menempuh perjalanan selama 90 menit dengan berjalan kaki dan menyeberangi tiga aliran sungai, sebelum sampai di tempatnya bertugas.
Lokasinya pun cukup jauh dari pusat keramian, yaitu berada di perbukitan di wilayah bagian barat laut Kabupaten Jombang. Daerah tersebut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Nganjuk.
Bagi para guru SDN Pojok Klitih 3 yang berada di Dusun Nampu, Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, menapaki jalan berlumpur, bebatuan licin serta menyeberangi sungai menjadi tantangan yang harus segera dijawab oleh guru yang ditugaskan di sekolah tersebut, sebelum bercengkerama dengan para siswanya.
“Awalnya ya kaget. Saya sampai semalaman tidak bisa tidur setelah menerima SK penugasan ke SDN Pojok Klitih 3. Saya sebagai orang Plandaan, justru tidak tahu SDN di (Dusun) Nampu itu seperti apa,” tutur Suwadi, kepala SDN Pojok Klitih 3.
Mendapatkan tugas di SDN Pojok Klitih 3, memang menjadi tugas berat yang diterima Suwadi. Pada awal-awal menjalankan tugasnya sebagai Kepala Sekolah, dirinya harus menempuh perjalanan dengan kondisi medan yang kurang bersahabat.
Bahkan, pengalaman yang tidak bisa dilupakan hingga kini, adalah saat dirinya terseret arus sungai. “Saya sempat hampir hilang. Waktu itu saat menyeberang, arus sungainya deras dan kaki saya tergencet batu. Syukur, waktu itu bisa diselamatkan teman-teman,” ungkap Suwadi.
Hari-hari menjalani rutinitas berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 4 kilometer untuk menjalankan tugas di SDN Pojok Klitih 3, dirasakan Suwadi menghadirkan hikmah yang tidak pernah terbayangkan.
“Justru dengan kondisi seperti ini, suasana kekeluargaan kami semakin kuat. Baik dengan sesama guru, anak-anak maupun dengan warga,” kata Suwadi.
Kepada TerasJatim.com, Suwadi mengaku apa yang dilakukannya saat ini bukan hanya kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi tanggung jawab sebagai warga negara untuk turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
“Bertugas di sini bukan hanya karena pengabdian sebagai abdi negara. Tetapi juga sebagai tanggung jawab sosial,” ujarnya
“Tekad kami untuk berjuang mengajari anak-anak makin kuat. Kalau tidak ada yang mau ke sini, lalu bagaimana dengan nasib anak-anak. Padahal anak-anak di sini merupakan aset dan masa depan bangsa ini,” tandas Suwadi.
Di SDN Pojok Klitih 3 yang berada di wilayah Kecamatan Plandaan, terdapat 16 siswa. Masing-masing, kelas 1 terdapat 4 siswa, kelas 2 diisi 3 siswa, serta kelas 3 tanpa siswa. Sedangkan, untuk kelas 4,5,6, masing-masing berisi 3 orang siswa.
Untuk guru yang bertugas di sekolah itu, sebut Suwadi, terdapat 8 orang dengan komposisi 6 orang guru, 1 Kepala Sekolah dan 1 penjaga sekolah. Di SDN Pojok Klitih 3, jumlah PNS yang ditugaskan sebanyak 5 orang, sedangkan sisanya berstatus honorer.
Menurut Agus Subekti, salah satu Guru SDN Pojok Klitih 3, bertugas di daerah terpencil dan harus dilalui dengan berjalan kaki tidak menjadi beban
bagi dirinya.
“Bagi yang tidak bisa menikmati bertugas di daerah seperti ini tentu itu beban. Bagi saya dan teman-teman disini, kondisi ini harus kita nikmati. Jangan dijadikan beban,” tuturnya.
Agus Subekti sendiri, rumah tinggalnya berada di Desa Japanan Kecamatan Mojowarno. Sejak beberapa tahun lalu, pria berkumis ini mendapatkan tugas di SDN Pojok Klitih 3 yang ditempuhnya setiap hari dari rumah.
Perjuangan berat para guru SDN Pojok Klitih 3, mendapat apresiasi positif dari Anggota V DPR RI, Sadarestuwati.
Pada Minggu kemarin (06/03), politisi Senayan kelahiran Jombang tersebut mengunjungi sekolah tersebut yang berada di Dusun Nampu Desa Pojok Klitih.
“Jujur saya harus katakan, salut, bangga, sekaligus terima kasih kepada bapak ibu yang bertugas di sini. Meski jalan yang kita lalui tadi sangat berat dengan waktu sekitar satu setengah jam, tetapi mereka setiap hari mau ke sini. Ini perjuangan yang luar biasa,” katanya kepada TerasJatim.com. (MSi/TJ)