Hotel

Hotel

TerasJatim.com  – Hari ini, di media lokal jawa timur dan nasional, banyak beredar kabar tentang digerebeknya seorang anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PKB yang juga mantan artis dan salah satu Komandan Distrik Militer di Jawa Timur, oleh aparat Detasemen Polisi Militer V/3 Kota Malang, Jawa Timur.

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Sabrar Fadhilah. “Jadi, peristiwa itu benar. Tapi, kita tetap kedepankan praduga tak bersalah,”Harus melewati prosedur pemeriksaan, butuh bukti dan proses” kata Sabrar ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (26/10/2015). Sabrar mengatakan, pihaknya tidak bisa menyimpulkan sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap keduanya. Saat ini, keduanya tengah diperiksa di Denpom V/3 Malang.

Ketika hal ini ditanyakan mengenai benar tidaknya kabar itu, wanita cantik ini membantahnya. Anggota DPR dari daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo tersebut mengaku bahwa ketika itu ia sedang berada di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, menghadiri acara Fatayat NU. (Kompas.com 26/10/2015).

Saya tidak ingin ikut campur terlalu jauh dalam kasus tersebut. Saya yakin ada  pihak yang mempunyai kewenangan dalam menyelasaikan itu semua.

Terlepas dari beredarnya kabar tersebut, dalam konteks kepatutan masyarakat Jawa Timur, pertemuan antara wanita dan pria yang bukan terikat suami istri atau muhrim, bisa jadi dianggap mempunyai konotasi yang “berbeda”. Hal ini mungkin menjadi sebuah kata yang biasa dan sudah biasa bagi masyarakat perkotaan yang menganggap dirinya orang kota yang modern. Tapi tidak demikian bagi  kebanyakan warga di Jawa Timur.

Kultur sebagian masyarakat Jawa Timur yang masih kental dengan nuansa tradisional yang agamis, akan menimbulkan banyak pertanyaan jika ada dua orang yang berbeda jenis kelamin bertemu berduaan di sebuah hotel. Walaupun itu untuk sebuah kepentingan bisnis misalnya. Mereka menganggap itu perbuatan yang kurang patut, saru dan tidak elok.

Mungkin ini yang tidak disadari oleh mereka yang terbiasa menyebut dirinya modern. Bisa jadi selama ini nongkrong di sebuah hotel adalah hal yang lumrah. Bertemu dengan kolega dan teman-temannya di hotel, untuk sekedar makan, ngobrol dan jagongan, yang selama ini dianggap sebagai kebiasaan akan gaya hidup.  Mereka menganggap bahwa hotel adalah tempat yang nyaman untuk “interaksi dan sosialiasi”.

Perbedaan cara pandang itulah yang kadang bisa menimbulkan konotasi yang berbeda.

Akhirnya, kita berharap semoga ini semua menjadikan pelajaran buat kita akan pentingnya sebuah adat dan tradisi di mana kita “menginjak bumi”.

Iki Jawa Timur lurrr…

Salam Kaji taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim