Hadap Kiblat, Pria Lajang di Pacitan Gantung Diri

Hadap Kiblat, Pria Lajang di Pacitan Gantung Diri

TerasJatim.com, Pacitan – Lewat tali tampar di pintu kamar, Boniran, warga RT 003, RW 004, Dusun Papringan, Desa Gembong, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim, menyudahi hidupnya.

Pria lajang berusia 29 tahun itu ditemukan gantung diri, di area pintu kamar, pada Minggu (11/05/2025).

Boniran, ditemukan ibu kandungnya dalam keadaan leher terikat senar tampar warna silver, tergantung pada senar tampar yang melintang di kusen pintu kamar.

“Kurang tahu persisnya, karena saya sedang buruh (kerja). Pas saya datang, almarhum sudah diturunkan. Tali sudah dilepas,” kata Andim (42), keluarga korban, Minggu siang.

Menurut Andim, sebelumnya almarhum pernah berniat ingin akhiri hidupnya dengan cara tersebut. Bahkan, kata dia, dalam beberapa waktu terakhir Borinan acap bilang ingin gantung diri.

“Akhir-akhir ini, almarhum sering ngomong ingin gantung. Sebelumnya juga pernah (percobaan), mamak yang bilang ke saya, terus saya bilang sama mamak, ya diawasi terus mak,” jelas dia.

Dalam tiga tahun terakhir, emosi yang bersangkutan seolah berlebihan. Dia sering meluapkan bara di dadanya tanpa sebab pasti. Bahkan, Andim pernah mengajak bicara yang bersangkutan, yang seolah dikendalikan kecemasan berlebih lantaran sesuatu hal.

“Sebelumnya (Boniran) tidak apa-apa. Kalau bingung, ya itu (mengamuk),” katanya, tanpa menjelaskan bagaimana almarhum mengamuk.

“Kalau persoalan dengan keluarga tidak ada. Cuma bingung. Pernah saya tanya, bingung kenapa? Bingung ora kerjo. Gak punya kerjaan. Saya jawab, tinimbang bingung golek (cari) pasir,” ungkapnya

“Almarhum juga pernah di bawa ke (RSJ) Solo. Dua kali. Kalau ambil obat di puskesmas masih rutin,” sahut warga setempat.

Di tempat kejadian, polisi juga beberapa petugas kesehatan setempat nampak identisifikasi TKP dan jenazah. Sejumlah warga menduga almarhum sedang depresi, sehingga ia nekat gantung diri.

“Kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB, dilaporkan 10 menit kemudian,” kata IPDA Ferry Ardianto, Kapolsek Arjosari.

“Saat itu korban sendirian di rumah. Ibu korban, Misrati, sedang ke sungai cari pasir. Pas balik ke rumah untuk istirahat dan makan, namun saat membuka pintu rumah, saksi melihat korban dalam keadaan leher terikat tali tampar, tergantung pada senar tampar yang melintang di kusen pintu kamar,” sambung Ferry, menerangkan.

Selanjutnya, ibu korban teriak keras minta tolong, yang kemudian datang saksi kakak kandung korban, Tumini. Keduanya, kata Kapolsek, langsung berusaha menurunkan korban dengan memotong tali yang menjerat leher korban, karena mengira korban masih dapat ditolong. Namun, lanjut dia, setelah diturunkan kemudian saksi Andim datang lalu memeriksa kondisi korban, dan ternyata Boniran sudah meninggal dunia.

“Korban sebelumnya memiliki riwayat penyakit kejiwaan sekitar 3 tahun. Dan tinggal berdua dengan ibu kandungnya. Korban merupakan pasien ODGJ (orang dengan gangguan Jiwa) rawat rutin di Puskesmas Arjosari, dan sudah 2 kali menjalani perawatan di Rumah Sakit jiwa Surakarta,” terang dia.

“Keseharian korban terlihat bingung, mengeluh. Pikirannya bingung. Bahkan korban sudah dua kali berusaha melakukan percobaan bunuh diri tapi gagal, karena diketahui pihak keluarga,” imbuhnya.

Dari kejadian tersebut, pihak keluarga sudah menerima dengan ikhlas karena murni bunuh diri, dan tidak ada unsur kesengajaan dari pihak mana pun, serta dilampirkan surat pernyataan pihak keluarga korban.

Bahkan, pihak keluarga korban memohon untuk tidak dilakukan outopsi terhadap jenazah, namun menghjendaki untuk dilakukan pemeriksaan luar visum luar, dilampirkan surat permohonan tidak dilakukan outopsi.

Dihimpun TerasJatim.com, kabarnya saat gantung diri, almarhum terakhir dilihat menghadap kiblat atau Barat. Sedangkan ibu almarhum, hingga siang menua berulang kali masih alami pingsan. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim