Disebut Pertikaian Antar Perguruan Silat di Bojonegoro Tinggi, Ini Kata Ketua BKP

Disebut Pertikaian Antar Perguruan Silat di Bojonegoro Tinggi, Ini Kata Ketua BKP

TerasJatim.com, Bojonegoro – Ketua Bojonegoro Kampung Pesilat (BKP) Wahyu Subakdiono, menyikapi adanya anggapan tingginya pertikaian antar perguruan pencak silat yang sempat dilontarkan oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, melalui rilis berita bertajuk menyambut Kapolres baru di sejumlah media online lokal.

Menurut Mas Wahyu, sapaan akrab pendekar senior SH Terate ini, anggapan adanya pertikaian antar perguruan pencak silat yang masih tinggi di Bojonegoro diharapkan untuk menjadi koreksi bagi semua pihak, lantaran sesuai fakta tidak ada pertikaian antar perguruan Pencak Silat.

“Kenyataan yang terjadi adalah gesekan antar oknum remaja yang kebetulan karena menggunakan atribut perguruan pencak silat menjadi dampak adanya percikan ditingkat bawah,” jelasnya, Selasa (11/01/2022).

Oleh sebab itu, kata dia, upaya BKP tidak pernah berhenti guna menciptakan kondusifitas serta membantu masyarakat dan kepolisian dalam menciptakan Kamtibmas yang terus dilakukan baik tingkat kabupaten, pengurus BKP tingkat kecamatan, baik melalui sosialisasi dan juga patroli.

“Penekanan ini dilakukan melalui patroli bersama jajaran polsek-polsek setiap menjelang hari besar, dan juga rutin seperti kegiatan-kegiatan berkumpul untuk pembahasan situasi Kamtibmas di wilayah masing masing,” sambungnya.

Menurutnya, BKP yang berdiri saat kepemimpinan Kapolres AKBP Wahyu Sri Bintoro, memberikan dampak positif kebersamaan dan kerukunan berbagai perguruan pencak silat sesuau slogannya, ‘Damai Bersaudara’,.

Sesuai data, terang dia, indikatornya sangat terlihat beberapa tahun ini dimana angka gesekan antar oknum anggota pencak silat di Bojonegoro sangat rendah.

“Belum pernah ada gesekan antar oknum masyarakat yang kebetulan anggota pencak silat yang melibatkan jumlah banyak atau biasa disebut tawuran atau pertikaian,” ungkap pria yang juga mantan Ketua IPSI Bojonegoro beberapa periode ini.

Namun yang perlu dipahami, menurut Wahyu, karena banyaknya masyarakat Bojonegoro yang ikut perguruan pencak silat, sehingga tidak lepas dari perguruan yang diikuti, kemudian disebut ketika terjadi gesekan di bawah.

“Kita melalui pengurus langsung melakukan koordinasi jika terjadi gesekan di tingkat bawah, tentu juga melibatkan pihak kepolisian untuk penyelesainnya agar hal tersebut tidak terulang lagi,” tambahnya.

Wahyu menambahkan, jika dikatakan angka pertikaian atau tawuran antar perguruan pencak silat tinggi di Bojonegoro semua pihak harus melihat dengan cermat. BKP didirikan untuk menciptakan persaudaraan antar perguruan pencak silat agar guyub dan rukun, serta membantu kepolisian dalam menciptakan Kamtibmas di Bojonegoro.

“Seharusnya data yang dilihat tidak hanya Tahun 2001, mestinya dari tahun 2016 berdirinya BKP hingga Tahun 2021 kondusif. Kalaupun ada, letupan kecil itu bukan perguruan pencak silat,” tegasnya.

Wahyu berharap, tidak ada satupun pihak yang mempolitisir persoalan yang melibatkan masyarakat dan kebetulan anggota perguruan pencak silat, yang bisa berpotensi menjadi anggapan seolah-olah Kabupaten Bojonegoro tidak aman.

“Jangan mempolitisir pencak silat sebagai penyebab ajang pertikaian,” pungkas Ketua Cabang Persaudaraan SH Terate Bojonegoro Pusat Madiun ini mewanti-wanti. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim