Budaya Terobos Lampu “Bangjo”

Budaya Terobos Lampu “Bangjo”

TerasJatim.com, Bojonegoro – Banyaknya peristiwa kecelakaan lalu lintas di jalan raya selama ini diakui atau tidak adalah faktor budaya tidak disiplinnya dari para pengguna jalan sendiri. Salah satu ketidak disiplinan yang sering tampak adalah penerobosan traffic light alias lampu abang ijo (bangjo).

Pantauan TerasJatim.com disejumlah titik bangjo semisal di pertigaan Baureno dan perempatan pasar Sumberejo menyebutkan, bahwa angka pelanggaran pengendara motor dan mobil yang menerobos lampu merah terhitung kerapkali terjadi, bahkan seolah menjadi “trend”.

Kulino nyerobot, padahal bahaya bisa tabrakan adu arep loh,” ujar Nono, salah satu tukang buah di halaman pasar Sumberejo, Sabtu sore (26/9).

Mungkin, mereka berpikir karena pos polisi terlihat sepi tanpa ada yang menjaga sehingga pengendara nekat menerobos meskipun lampu merah sedang menyala. Padahal, lanjut dia, di sini (perempatan pasar Sumberejo) sering terjadi kecelakaan tabrakan gara-gara saling nyerobot lampu bangjo itu.

Kesadaran pengguna kendaraan di masyarakat kita cenderung tertib dan “pura-pura” disiplin, bila setiap pos atau persimpangan lampu merah dijaga oleh petugas. Seperti halnya di pertigaan jambean kota bojonegoro. Namun di pos dan lampu merah yang tanpa penjagaan, pengendara kendaraan cenderung klusar-klusur tanpa merasa bersalah.

Padahal semestinya, lampu bangjo ada dan dipasang fungsinya untuk keselamatan para pengendara. Seharusnya tanpa ada polisi yang menjagapun para pengendara wajib disiplin dan mentaatinya demi keselamatan diri dan pengguna jalan lain. Ingat, sekali mengalami kecelakaan bisa berakibat fatal hingga melayangnya nyawa. (saiq/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim