Sandal Berlafadz Allah Sudah Ditarik

TerasJatim.com, Malang – Heboh sandal perempuan dengan cap menyerupai lafadz Allah juga dibicarakan sejumlah pedagang sandal di Pasar Besar Malang. Salah satu toko grosir merek sandal tersebut mengaku sempat mendapat kiriman sandal tersebut setahun lalu. Pedagang grosir baru tahu jika sandal itu bermasalah setelah mendapat telepon dari distributor sandal tersebut.
“Saya baru tahunya setelah ditelepon orang pabrik (asal pemasok sandal bermasalah),” kata salah satu penjual sandal di Pasar Besar yang keberatan menyebutkan namanya. Menurut pedagang grosir sandal merek itu, pihak pabrik menanyakan tipe sandal yang bermasalah itu lewat telepon tanpa menyebutkan alasan mengapa sandal itu ditanyakan. Pria yang sudah dua tahun menjadi grosir sandal itu baru tahu permasalahannya setelah ada berita tentang sandal tersebut.
“Setelah itu baru saya tahu, beberapa teman grosir lain juga mulai tahu. Tapi, sandal itu di sini kosong. Saya hanya ambil sekali tahun lalu, jumlahnya tidak banyak, hanya satu karung,” katanya. Dia menyebut sandal yang bermasalah itu bermerek Glacio, dengan model sandal untuk perempuan lengkap dengan tali monte. Sandal plastik itu memang dihiasi pernak-pernik di bagian tali atasnya.
Satu karung sandal itu berisi sekitar enam lusin pasang sandal dan dijual dengan harga grosir sekitar Rp 8.500,- per pasang. Karena grosir, tokonya hanya melayani pembelian minimal lima pasang sandal. “Satu karung itu sudah habis terjual, saat itu saya tidak tahu jika ada ukiran seperti itu. Saya tidak ambil lagi karena barangnya tidak laku,” lanjutnya. Menurutnya, proses penarikan sandal akan mengalami kendala. Sebab, selama ini pihak grosir hanya menerima pengembalian dalam partai grosir.
“Kalau eceran akan susah, biasanya kalau eceran tidak bisa dikembalikan,” ujar dia. Sandal bermerek sama umumnya banyak mengeluarkan model sandal plastik untuk anak dan dewasa, pria dan wanita. Walaupun kualitasnya sama, namun harga sandal asal Gresik itu sedikit lebih murah dibanding sandal plastik lainnya. “Harganya sedikit miring. Kalau model mereka yang dropping, biasanya sekali datang ada enam sampai tujuh model. Sekarang saya jadi teliti melihat model sandal yang masuk,” imbuhnya.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang meminta agar aparat penegak hukum menyelidiki kasus sandal berlafadz Allah yang beredar di Jawa Timur. MUI meminta pemeriksaan tidak hanya berhenti pada pembuat sandal, tetapi juga kemungkinan unsur kesengajaan dari tersebarnya sandal itu. MUI juga meminta warga Malang untuk segera melaporkan bila menemukan sandal yang bermasalah itu. Ketua Umum MUI Kota Malang, M. Baidowi Muslich, menyebut kejadian itu bukanlah yang pertama ditemukan di wilayah Malang.
Dia kemudian menyebutkan beberapa kasus serupa. “Batu, pernah ada Al Quran yang dibakar, juga ada khotbah non muslim yang mengutip sebagian ayat Al Quran sehingga isinya keluar dari arti sebenarnya. Ada asma Allah di alas kaki itu juga salah satu bentuk pelecehan,” kata Baidowi. Hingga saat ini MUI Malang belum menerima laporan tentang sandal itu. Dia berharap warga Kota Malang segera melaporkan pada aparat atau pada MUI jika menemukan sandal dengan motif yang tak lazim itu.
Jika masyarakat segera melapor, MUI berharap pengusutan kasus akan semakin mudah dan mampu menangkap aktor pembuat sandal itu. “Laporkan dan biarkan kepolisian yang menangani itu. Saya harap tidak berhenti di situ saja, tetapi harus diusut unsur kesengajaannya,” kata dia. Ulama itu menyebut banyaknya kasus pelecehan yang berbau agama pantas ditindaklanjuti dengan mencari adanya unsur kesengajaan. Aparat harus membongkar aktor dibalik beredarnya sandal itu.
“Apakah itu disengaja atau tidak, ini harus diungkap,” kata dia. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak terpancing isu-isu lain tentang agama. Jika ada kabar serupa, MUI menekankan pentingnya bukti untuk dilakukan tindak lanjut. “Jangan hanya informasi lisan saja, bukti juga harus ada. Silahkan dilaporkan ke MUI atau aparat kepolisian,” ujar Baidowi. (Dim/TJ)