Dekat Maharani Zoo, Aktivitas Penambangan di Paciran Lamongan Mengkhawatirkan

Dekat Maharani Zoo, Aktivitas Penambangan di Paciran Lamongan Mengkhawatirkan

TerasJatim.com, Lamongan – Maraknya aktivitas penambangan galian C di Desa Paciran, Kec Paciran, Kabupaten Lamongan Jatim, menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak. Salah satunya adalah pengelola wisata Wisata Goa Maharani dan Zoo Lamongan (Mazola).

Awalnya, aktivitas penambangan ini berjalan biasa. Namun setelah berjalan sekian lama, kegiatan penambangan ini menimbulkan banyak masalah. Diantaranya gangguan kebisingan dan polusi debu di musim kemarau.

Dampak lain yang saat ini muncul dari penambangan tersebut adalah kekhawatiran pihak managemen wisata Goa Maharani Zoo soal sumber air untuk kebutuhan satwa. Pasalnya, sumur air Maharani Zoo  hanya berjarak sekitar 350 meter dari area lokasi tambang. Selain itu, gemuruh mesin dari alat berat tambang juga mengakibatkan sejumlah satwa seperti singa dan harimau tidak tenang.

Diduga, aktivitas penambangan tersebut tidak mengantongi ijin Amdal dari pihak terkait.

Saat TerasJatim.com bersama sejumlah awak media mendatangi lokasi penambangan, hanya ditemui Mukian, salah satuh orang kepercayaan pemilik usaha tambang.

Mukian, hanya bisa menunjukkan foto surat ijin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di ponselnya. Awak media meragukan legalitas ijin tersebut, lantaran tidak ada terusan siapa pejabat di DPMPTSP Provinsi Jatim yang tanda tangan.

Anehnya lagi, dalam foto surat ijin itu tidak disertakan lokasi alamat usaha penambangan. Selain itu, surat ijin tersebut terbit di tahun 2020. Padahal aktivitas penambangan di lokasi itu sudah berjalan sekitar 5 tahun yang lalu.

Menurut Mukian, jika kegiatannya selama ini aman-aman saja. Ia pun mengkalim jika sudah mengantongi ijin. Namun ketika ditanya terkait fisik surat ijin, Mukian enggan menunjukannya..

”Kami sudah punya IUP (Izin Usaha Pertambangan) hingga AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),” katanya berkelit.

”Tolong foto surat ijin dalam foto ini jangan sampai disebarluaskan,” pintanya.

Mukian mengaku, pihaknya sering memberi bantuan pada warga sekitar dan juga aparat keamanan.

Pantauan TerasJatim.com di lapangan, di dalam lokasi penambangan tersebut, terdapat 9 alat berat (eksavator) serta sejumlah dump truck berderet antre menunggu giliran muatan.

Informasi yang dihimpun, material-material hasil penambangan tersebut, selain untuk usaha pengurukan milik pemilik tambang sendiri, juga melayani orderan pihak lain.

Saat ini dampak dari aktivitas penambangan tersebut mulai menimbulkan kekhawatiran yang serius. Seperti yang dirasakan oleh Juli Tri Wahyuningtiyas, Koordinator Marketing Mazola ini.

”Jangankan kontribusi mas, (minta ijin) pamit ke sini saja tidak ada. Itu seingat saya. Terkait dampak ya pasti ada. Aktifitas penambangan ini sangat mengganggu keberlangsungan wisata. Jika kegiatan itu terus berlangsung, kami khawatir dengan kondisi alam sekitar wisata rusak,” katanya, Kamis (04/03/21).

”Karena ekplorasi tambang itu hanya berjarak 350 meter dari lokasi wisata, jadi sangat khawatir. Dampaknya jelas bikin bising, polusi debu dan yang kami khawatirkan jika hal itu terus berlangsung akan berdampak pada sumber air. Karena sumber air berada di luar lokasi. Padahal sumber air tersebut untuk kelangsungan hidup satwa dan untuk segala kebutuhan di dalam lokasi wisata,” sebut Juli.

Dengan kondisi ini, diharapkan pihak terkait segera melakukan tindakan segera agar didapat solusi yang tepat. (Crus/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim