Viral di Medsos, Kehidupan Mbah Marmi Menjadi Kepedulian Kodim Kediri

Viral di Medsos, Kehidupan Mbah Marmi Menjadi Kepedulian Kodim Kediri

TerasJatim.com, Kediri – Cerita tentang kehidupan dari Mbah Marmi yang terkuak lewat media sosial menjadi perhatian tersendiri bagi jajaran Kodim 0809/Kediri untuk mengulurkan bantuan sosial kepada warga yang tinggal di RT 03 RW 01 Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

Berdasarkan data valid yang diperoleh, ternyata Mbah Marmi sudah berumur 100 tahun lebih dan kehidupan yang dijalaninya cukup membuat siapapun terketuk hatinya untuk peduli kepada warga yang sehari-hari tinggal sendirian ini.

Dandim Kediri ,Letkol Arm Joko Setiyo K bersama Danramil Kandat, Kapten Czi Martono dan Kepala Desa Susuhbango, Budiono, menyempatkan untuk melihat langsung kondisi rumah hunian dari Mbah Marmi yang viral di berbagai medsos itu, Senin (04/09) malam.

Sesuai dengan informasi di medsos, kondisi rumah kediaman Mbah Marmi dalam keadaan sangat memprihatinkan, dengan kondisi bangunan banyak yang rusak ,bahkan relatif bisa dikatakan tidak layak huni.

Kapten Czi Martono menjelaskan, keberadaan Mbah Marmi saat ini masih terbaring di RSUD Pelem Pare, karena masih sakit.

“Menurut keterangan, nantinya Mbah Marmi akan dirawat di Panti Wredha Kabupaten Kediri yang langsung di bawah pengawasan Dinas Sosial Kabupaten Kediri. Sementara kondisi kejiwaan Mbah Marmi sendiri tergolong masih labil,” jelasnya.

Kodim Kediri berniat membantu Mbah Marmi dengan mengupayakan perbaikan rumahnya. Sesuai hasil diskusi bersama keluarga terdekat serta perangkat desa setempat, Kodim Kediri bersama komunitas vespa ROTY Kediri ,bersama-sama melakukan renovasi tanpa harus mengubah kondisi ukuran bangunan lama. Bentuk kepedulian sosial ini dicetuskan Dandim Kediri dengan disaksikan langsung perangkat desa Susuhbango.

Bentuk kepedulian lainnya, juga datang dari warga sekitar yang turut berpartisipasi membantu proses renovasi yang juga didorong langsung sang Kepala Desa.

Uniknya, Mbah Marmi tidak menginginkan tembok rumahnya dibuat secara permanen dengan menggunakan bata merah dan semen, karena alasan takut reruntuhan. Sementara konstruksi lama, Mbah Marmi tidak menginginkan rumahnya dirubah secara keseluruhan.

Menariknya lagi, dulunya Mbah Marmi juga pernah diajukan Babinsa setempat untuk didaftarkan program RTLH, Namun oleh Mbah Marmi justru si Babinsa diusir dari rumahnya dan dimarahinya. Bahkan kepedulian warga setempat yang juga ingin membantu berupa sembako, juga ditolak mentah-mentah oleh Mbah Marmi.

Dugaan sementara, hal tersebut dikarenakan kejiwaan Mbah Marmi yang saat itu sedang tidak stabil. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim