Video Viral Sopir Truk Nyawer Sopir Bus di Nganjuk, Polda Jatim Turun Tangan
TerasJatim.com, Surabaya – Video viral di media sosial (medsos) yang menunjukkan seorang sopir truk memberikan sawer kepada sopir bus agar membuka jalan, terjadi di Kabupaten Nganjuk, Jatim.
Video yang viral berdurasi 5 menit ini menjadi perhatian serius Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim. Pasalnya, aksi sopir bus dan truk tersebut dinilai membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Komarudin menegaskan, dari hasil penyelidikan, pihaknya sudah mengidentifikasi 3 orang, yakni sopir bus penerima sawer dan sopir truk yang pemberi sawer.
“Satu orang lagi yaitu pemilik akun Instagram @haris_boysyaraf yang masih dilakukan proses pencarian,” ujarnya, Kamis (12/12/2024) petang.
Ditegaskan pula, jika ketiga orang tersebut akan dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 311 ayat 1 dan Pasal 283 Jo Pasal 105, 106, 110 UU No. 22 tahun 2009, tentang kewajiban pengendara kendaraan bermotor.
“Akibat perbuatannya bisa dijerat pasal bukan soal pelanggaran, tapi sudah masuk pasal kejahatan. Untuk itu prosesnya akan kita lanjutkan,” teujar Komarudin.
Terkait pemilik akun IG yang juga terjerat hukum, hal ini dikarenakan terbukti dengan sengaja mengoleksi konten-konten video yang memperlihatkan aksi sawer ke sopir bus.
“Terkait video viral dengan membuka jalan. Kami langsung menindaklanjuti. Tim turun ke lapangan. Dari sana, kami mendapatkan fakta-fakta yang ini adalah hal yang sangat serius untuk kami perhatikan bersama,” lanjutnya.
“Saat ini kami telah mendapati pelakunya, yakni inisial MJ (23), sopir truk yang memberikan tip ke sopir bus dengan kenek MH (19), kernet sekaligus pembuat konten. Dan satu sopir bus,” ucapnya lagi.
Menurut Kombes Komarudin, kebiasaan sopir truk dan bus pembuat konten itu dinilai sangat membahayakan. Tak hanya bagi mereka, aksi itu juga mengabaikan keselamatan pengguna jalan lain.
“Memberikan uang pada saat kendaraan beriring-iringan. Sudah pasti itu sangat menggangu pengguna jalan yang lain. Motivasi mereka hanya membuat konten, namun mengabaikan keselamatan orang lain,” pungkas dia. (Ah/Kta/Red/TJ)