Untuk Rakyat, Mundur Bukan Berarti Kalah
TerasJatim.com – Bulan Desember ini, kita dikejutkan dengan sebuah langkah yang benar-benar “langka” terjadi di negeri ini, yaitu mundurnya pejabat tinggi dari jabatan yang diembannya.
Diawali dengan Direktur Jenderal Pajak Sigit Pradi Pramudito yang mengundurkan diri dari jabatannya terhitung sejak menyampaikan surat pengunduran dirinya, pada Selasa pagi (01/12).
Salah satu alasan Sigit menyatakan pengunduran diri, adalah karena merasa tidak sanggup untuk memenuhi target penerimaan pajak yang dibebankan dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 1.294 triliun. Dia mengundurkan diri karena menganggap tidak mampu mengejar target yang dibebankan pada institusinya. Dirjen Pajak ini, baru dilantik sebagai pemimpin di institusi perpajakan pada awal Februari 2015 setelah terpilih melalui proses seleksi terbuka jabatan eselon I yang dilakukan Kementerian Keuangan.
Langkah mundur, juga dilakukan oleh Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPR-RI.
Saat itu, Rabu malam (16/12), Setya Novanto yang saat itu sedang menunggu vonis atas sidang etik yang dilakukan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan DPR-RI, tiba-tiba menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Terlepas dari apa yang telah dilakukan, pengunduran diri Setya Novanto ini jelas mengagetkan. Karena sebelumnya, dia menyatakan tidak merasa bersalah. Bahkan, bendahara umum Partai Golkar yang juga dikenal sebagai pengusaha ini, menyatakan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia melalui peliputan media dan secara langsung.
Hari ini Sabtu (26/12), hal yang sama juga dilakukan oleh salah satu pejabat penting di Kementrian Perhubungan.
Dirjen Perhubungan Darat Djoko Saksono, mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya karena alasan dirinya merasa gagal dan harus bertanggungj awab, atas kemacetan panjang yang terjadi saat (kemarin) libur Natal.
Pada liburan Natal dan tahun baru tahun ini, kemacetan parah memang terjadi di beberapa titik yang dilalui para warga yang ke luar dari Jakarta. Semua ruas jalan tol ke luar Jakarta macet parah dan hampir tak bergerak sama sekali.
Beberapa pihak memang menyebut Kemenhub-lah sebagai pihak yang patut disalahkan karena tidak mengantisipasi potensi kemacetan saat libur Natal dan tahun baru.
Dari contoh pengunduran diri para pejabat tersebut, bisa jadi ini sebagai langkah awal yang baik bagi seluruh pejabat yang sedang menjabat di negeri ini. Sebab, selama ini sangat jarang terjadi seorang pejabat rela dan mau dengan kesadaran dirinya sendiri, melepas kedudukannya karena telah gagal menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Banyak yang berpendapat, bahwa Indonesia memang memiliki banyak keunikan, termasuk soal integritas para pejabat publiknya.
Di negara yang menjunjung tinggi integritas, banyak pejabat yang menjadikan mundur sebagai pilihan pertama jika gagal menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Namun, di negeri ini, mundur adalah suatu tindakan yang langka. Bahkan mundur, hampir selalu menjadi pilihan paling terakhir kalau dirinya sudah benar-benar kepepet. Kalaupun akhirnya mereka harus mundur, itu bukan karena kesadaran diri sendiri, melainkan dipaksa atas status tersangka.
Mungkin bisa jadi, baru kali inilah dalam sejarah politik di Indonesia, seorang pejabat tinggi negara menyatakan mundur secara terbuka, karena dianggap gagal atau mereka menganggap dirinya sendiri telah gagal dalam mengemban tugas dan amanahnya.
Paling tidak, budaya positif nan baik tersebut, sudah mereka mulai.
Kita berharap pada waktu yang akan datang, akan lahir sosok-sosok pejabat Indonesia yang mempunyai integritas tinggi. Mereka yang duduk di kursi jabatan dan kekuasaan, karena satu niat hanya ingin mengabdi dan berbuat banyak untuk rakyat. Dengan integritas yang dimiliknya, mereka tentu saja akan bekerja dan senantiasa menepati janji serta tahu diri.
Jika memang tidak mampu, dengan segera harus sadar diri untuk mundur dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk meneruskan perjalanan dan tujuan mulianya, yaitu bekerja untuk kesejahteraan rakyat.
Untuk rakyat, mundur bukan berarti kalah.
Salam Kaji Taufan
(Dari berbagai sumber)