Tertular dari Ibunya, 8 Anak Balita di Kabupaten Blitar Positif HIV/AIDS

Tertular dari Ibunya, 8 Anak Balita di Kabupaten Blitar Positif HIV/AIDS

TerasJatim.com, Blitar – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Blitar Jatim, dari tahun ke tahun dilaporkan mengalami peningkatan yang cukup mengkhawatirkan.

Dari catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, sampai akhir tahun 2016 ada 160 kasus, dimana penderitanya anak-anak sebanyak 8 orang,  wanita dewasa sebanyak 62 dan laki-laki dewasa sebanyak 90 orang.

8 anak di Kabupaten Blitar yang positif terinveksi HIV/AIDS, berusia antara 0 – 14 tahun, dimana 3 diantaranya adalah balita yang masih berusia di bawah 4 tahun.

Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mencatat, ada kenaikan yang cukup signifikan terkait penularan HIV/AIDS pada anak di wilayah Kabupaten Blitar, terutama di Kecamatan Selorejo, Nglegok dan Talun. Dulunya,

3 kecamatan tersebut diketahui merupakan bekas tempat lokalisasi yang telah ditutup oleh Pemkab Blitar sekitar tahun 2011.

dr Christine Indrawati, selaku Ketua Blitar Care, sebuah organisasi non pofit yang konsern melakukan pendampingan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan pencegahan HIV/AIDS mengatakan, kebanyakan dari anak-anak ini tertular dari ibunya.

“Anak-anak ini tertular ibunya yang mempunyai pola hidup free sex. Mereka bukan mewarisi karena penyakit ini bukan warisan,” katanya, Kamis (19/01).

Ibu mereka, tambah Christine, sebagian besar dulunya berprofesi sebagai PSK. Namun setelah lokalisasi ditutup, rupanya masih banyak yang masih berptofesi secara panggilan. Jumlah itu lebih banyak dari ibu rumah tangga yang tertular suaminya yang suka jajan sembarangan.

Untuk meminimalisir semakin tingginya angka anak terutama balita yang terinveksi HIV/AIDS, Christine menyebutkan ada empat langkah yang harus dilakukan wanita ODHA yang positif hamil.

“Pertama dia harus minum Anti Retro Viral (ARV) tanpa syarat, kedua menjaga asupan nutrisi dan keamanan kandungan, ketiga punya planning melahirkan dan yang keempat dilarang menyusui bayinya,” jelasnya.

ARV memang diberikan dengan syarat kondisi ODHA secara umum tidak baik, CD4 atau leukosit di bawah 200 dan jumlah virus dalam tubuh (viral load). Namun bagi wanita ODHA pada kehamiln awal bisa di ARV tanpa syarat tersebut.

Pada tahun 2015 yang lalu ODHA yang meninggal sebanyak 51 orang, sedangkan tahun 2016 jumlah ODHA yang meninggal berkurang menjadi 23 orang. (Aji/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim