Terisolasi, Warga 2 Desa di Tegalombo Pacitan Buat Jembatan Bambu

Terisolasi, Warga 2 Desa di Tegalombo Pacitan Buat Jembatan Bambu

TerasJatim.com, Pacitan – Sepekan sudah, pasca bencana di Kabupaten Pacitan yang terjadi pada Rabu (06/03/19) lalu. Selain menyebabkan tanah longsor dan banjir, bencana tersebut juga menyebabkan sejumlah jembatan penghubung putus.

Salah satunya adalah jembatan gantung di Dusun Tosari Kecamatan Tegalombo. Jembatan itu putus akibat diterjang banjir dari aliran Sungai Grindulu, beberapa hari lalu.

Padahal, jembatan itu merupakan akses satu-satunya bagi warga di dua desa, yakni Desa Kemuning dan Desa Ngreco. Sehingga mau tidak mau warga harus berinisiatif untuk membuat jembatan darurat agar bisa menjangkau ke jalan raya dan ke fasilitas umum lain, seperti pasar dan sekolah.

“Sebenarnya ada akses lainnya, lewat jembatan Ngreco, tapi jaraknya lumayan jauh dan memutar, sekitar 5-6 kilometer sampai jalan raya. Akhirnya warga membuat jembatan darurat, kalau kena banjir lagi ya hanyut,” kata Mislan warga setempat saat ditemui TerasJatim.com, Selasa (12/03/19) sore.

Pantauan di lokasi, jembatan darurat yang dibangun warga itu hanya beberapa bilah bambu panjang yang diikat dan dibentangkan di atas sungai dan diletakkan tak jauh dari jembatan gantung yang putus.

Pembuatan jembatan darurat itu dipilih karena warga sangat membutuhkan akses guna menunjang perekonomian mereka. Selain itu anak-anak agar tetap bisa bersekolah seperti biasa.

“Yang jelas, warga dan anak-anak sekolah sangat butuh jembatan itu. Kami berharap kepada pemerintah segera ada tindak lanjut, karena ada dua desa yang memanfaatkan jembatan itu,” sahut Slamet, warga lainnya.

Sementara itu, Katmin, Ketua RT di Dusun Tosari, Desa Kemuning membenarkan jika jembatan gantung yang putus itu merupakan akses utama warga. Pihaknya juga telah melaporkan kejadian ini ke pihak desa maupun camat untuk mendapatkan penanganan.

Katmin mengatakan, ada sekitar 8 RT yang mendiami 2 desa yang terdampak putusnya jembatan gantung. Ia merinci, ada 7 RT di Desa Kemuning dan 2 RT di Desa Ngreco. “Kalau KK nya sekitar 200 KK lebih,” katanya.

Sebagian besar, lanjutnya, mata pencaharian warga hanya sebagai petani, sehingga sangat membutuhkan akses tersebut untuk menjual hasil bumi atau panen yang mereka miliki.

“Harapan warga ya untuk segara mendapatkan prioritas pembuatan jembatan baru. Dan mudah-mudahan segera terealisasi,” imbuhnya. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim