Telenovela Negeri Reformasi

Telenovela Negeri Reformasi
ilustrasi

TerasJatim.com – Mungkin saking “judeg“nya mikir urusan negara, gak tahu kenapa, tiba-tiba saja saya kok jadi pengen nulis-nulis tentang reformasi. Karena waktu itu saya ikut menyaksikan proses dan kejadian perubahan jaman, jadi minimal walaupun tanpa data yang lumayan kongkret, saya masih bisa mengingat-ingat alur cerita reformasi. Hehehe

Pasca tumbangnya pemerintahan Orde Baru, Kata “Reformasi” adalah salah satu kata yang  menjadi sarapan harian kita. Kata Reformasi ini, hampir setiap hari muncul sebagai wacana publik.

Entah saat itu kita memahami “Reformasi” atau tidak, yang penting tiap hari Reformasi selalu kita dengungkan dengan penuh semangat dan besar harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Kita tentu masih ingat, dari mulai diskusi yang berlangsung di ruang-ruang seminar sampai obrolan warung kopi, kata “Reformasi” hampir selalu tampil sebagai topik utama pembicaraan.

Reformasi bukan saja menjadi kata yang sangat bertuah di satu sisi, namun juga menjadi jargon yang sangat laris di sisi lain. Banyak tokoh politik baru bermunculan dan saat itu langsung “laris manis” dengan bermodalkan jargon kalimat ini.

Sejalan dengan perjalanannya waktu, banyak hal positif dan negatif yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat kita tentang hasil dari perjalanan Reformasi. Banyak yang berpandangan, bahwa cita-cita Reformasi, kini melenceng jauh dari marwahnya seperti yang diharapkan semula. Bahkan banyak yang mengaku kecewa dan getun, kenapa harus ada Reformasi kalau ternyata kondisinya bukan semakin baik. Mereka kebanyakan terjebak dan kangen akan nostalgia indah di jaman Orde Baru dulu. Mereka beralasan, walaupun semuannya harus diatur dengan cara ketat dan bahkan keras (otoriter), namun terkesan lebih tertib dan aman.

Situasi dan kondisi di Indonesia saat ini dianggap masih jauh dari cita-cita reformasi. Banyak pihak menganggap reformasi tidak berarti banyak untuk sebuah kemajuan sebuah bangsa. Perbaikan ekonomi, sosial dan politik  hampir tidak terasa.

Justru sekarang, banyak terjadi ketidak puasan tentang cara-cara pengelolahan negara baik di tingkat pusat maupun daerah. Hampir setiap hari kita disuguhi tentang kegaduhan yang ujung-ujungnya hanya berkutat pada issu dan kepentingan pragmatis jangka pendek, bukan untuk kepentingan yang lebih besar dan bertujuan untuk kesejahteraan rakyatnya. Hari ini kita sedang ramai dengan issu A, besuk timbul masalah baru yang menjadi issu B. Begitu yang terjadi dalam hari-hari kita.

Tujuan reformasi tiada lain adalah untuk kesejahteraan rakyat. Namun selama hampir 18 tahun pelaksanaan reformasi, kesejahteraan rakyat nyaris tidak berubah. Keberhasilan reformasi lembaga politik dan kebebasan berekspresi tidak disertai upaya me-reformasi ekonomi, sehingga belum mampu mengurangi kesenjangan sosial, termasuk semakin mengguritanya budaya korupsi di segala lini dan tingkatan.

Perubahan positif yang terjadi masih bersifrat teori prosedur, belum membawa perubahan secara substansial yang pada akhirnya hanya sebagai pantes-pantesan semata. Demokrasi dan desentralisasi berjalan maju, perubahan UUD 1945 menuju kehidupan yang lebih baik yang dulu tabu kini dapat dilakukan. Tetapi, rakyat tetap tidak merasa sejahtera, justru banyak yang merasa kecewa dan menderita.

Reformasi yang terjadi juga tidak menguatkan nilai-nilai keutamaan dalam masyarakat. Kejujuran, kerja keras, semangat gotong royong, dan kebanggaan berbangsa justru semakin melemah. Jeritan ketidak puasan akan kondisi bangsa nyaris setiap hari kita dengar, begitu pula dengan ancaman hilangnya keutuhan dari persatuan terus terdengar.

Tentu, kita berharap cita-cita Reformasi harus dikembalikan pada niat dasar yang seutuhnya, bukan sekedar parsial. Reformasi harus dilihat dari sebuah perubahan tatanan kehidupan yang komprehensip, yang ujungnya adalah mensejahterakan rakyat seutuhnya.

Rasanya kita sudah jenuh, melihat dinamika politik di Indonesia yang persis sebuah novel yang tidak berujung, yang sering kita lihat sebagai drama telenovela.

Salam Kaji Taufan

(Diolah dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim