Tekan Angka Perceraian dan Nikah Dini, Kemenag Lamongan Launching Program Pusaka Sakinah di Paciran

Tekan Angka Perceraian dan Nikah Dini, Kemenag Lamongan Launching Program Pusaka Sakinah di Paciran

TerasJatim.com, Lamongan – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lamongan Jatim, melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Paciran, melaunching program Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah), Selasa (16/11/2021).

Kegiatan ini dalam rangka menyambut program Kemenag RI yang dinilai mampu menjadi cara untuk menekan angka perceraian dan pernikahan dini. Pada tahun 2021 ini, dari 100 KUA yang dipilih menjadi pilot project yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah KUA Paciran Lamongan.

“Program Pusaka Sakinah tersebut merupakan program dari Kemenag tentang revitalisasi KUA menyeluruh se-Indonesia, dan di Lamongan ini baru satu yang dilaunching, yakni di KUA Paciran. Harapannya, nanti bisa bermanfaat bagi keharmonisan keluarga masyarakat, khususnya Lamongan,” ungkap Kepala Kemenag Lamongan, H. Fausi, kepada TerasJatim.com, Selasa siang.

Secara umum, Fausi menyampaikan, program Pusaka Sakinah ini juga diharapkan mampu menjadi penyanggah bangsa dan negara dalam ketahanan nasional. Oleh karena itu, dalam Pusaka Sakinah ini juga dikolaborasikan dengan gerakan moderasi beragama melalui keluarga.

“Tentu, hal tersebut juga menjadi program prioritas dari Kemenag di tahun 2021/2022. Sehingga bisa mewujudkan tahun toleransi yang dicanangkan oleh Kemenag pada tahun 2022,” imbuh Fausi, usai launching Pusaka Sakinah secara simbolis melalui pemotongan pita.

Lebih lanjut, dipilihnya KUA Paciran sebagai pilot project pelaksanaan Pusaka Sakinah ini, Fausi menjelaskan, karena KUA Paciran memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya masyarakat Paciran yang cukup majemuk, stake holdernya paling lengkap, pesantrennya paling banyak, dan masyarakatnya cukup kuat, baik secara ekonomi maupun sosial jika dibandingkan dengan kecamatan lain.

Selain itu, program sakinah juga bisa memberikan sarana edukasi bagi warga yang terpapar paham-paham radikalisme untuk di edukasi mengenal kehidupan beragama yang baik dan benar.

“Dari alasan itulah, KUA Paciran dipilih sebagai percontohan di Kabupaten Lamongan. Semoga nanti bisa diadopsi oleh kecamatan-kecamatan yang lain juga. Untuk advokasinya pun gratis, bisa melalui teman-teman penyuluh agama, termasuk para tokoh masyarakat yang bisa dilibatkan oleh KUA setempat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala KUA Paciran, Ach. Suyitno mengungkapkan, program Pusaka Sakinah ini bertujuan untuk memberdayakan KUA agar memberikan pelayanan yang tidak hanya pada permasalahan umum pernikahan saja, namun juga mampu menyelesaikan permasalahan sampai ke akar persoalan untuk ketahanan keluarga.

“Pusaka Sakinah ini memiliki 3 program unggulan, yakni belajar rahasia nikah (Berkah), konseling mediasi, pendampingan dan advokasi (Kompak), dan layanan bersama ketahanan keluarga Republik Indonesia (Lestari). Kita akan memfokuskan 3 hal tersebut,” ungkap Suyitno, saat diwawancarai TerasJatim.com di lokasi acara.

Berdarkan data, Suyitno menyebut, angka pernikahan dini di bawah umur 21 tahun pada tahun 2020 di Paciran ada 20 pasang, sedangkan pada tahun 2021 hingga Oktober kemarin, terdapat 18 pasang. Sehingga, ia menargetkan pada tahun 2022 mendatang, angka tersebut dapat ditekan melalui program Pusaka Sakinah.

“Angka tersebut berdasarkan data register kami. Masih cukup banyaknya pernikahan dini ini mungkin karena pengaruh lingkungan, pergaulan bebas, dan lain-lain, ada juga yang hamil duluan lalu mengajukan dispensasi nikah ke PA (Pengadilan Agama). Adanya persoalan-persoalan ini, sehingga perlu kita garap melalui program Pusaka Sakinah,” paparnya.

Selain itu, Suyitno menambahkan, selama pendampingan, bimbingan, advokasi, mediasi, dan konsultasi kepada masyarakat ini, diharapkan sinergi antara penyuluh agama dan penghulu sesuai dengan amanat Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Serta mampu membangun jejaring sosial lintas lembaga secara humanis.

“Masyarakat yang memiliki problem-problem keluarga, entah KDRT, entah narkoba, dan pemahaman keagamaan yang terlalu radikal, maka bisa mendapatkan pendekatan atau pendampingan tersebut. Sasaran utama kita adalah mereka yang berusia maksimal 40 tahun, dengan usia pernikahannya kurang dari 10 tahun,” pungkas Suyitno.

Sementara itu, dalam kegiatan soft launching program Pusaka Sakinah ini, setidaknya ada 30 pasang peserta yang hadir dan mendapat materi bimbingan. Selain itu, tampak hadir Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Lamongan, H Khoirul Anam, sejumlah penyuluh agama setempat, pejabat dari Pemerintah Kecamatan Paciran, perwakilan Polsek Paciran, dan tokoh lainnya. (Crus/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim