Tak Punya Jamban, Ribuan Warga Kota Batu Masih BAB di Sungai

Tak Punya Jamban, Ribuan Warga Kota Batu Masih BAB di Sungai

TerasJatim.com, Kota Batu – Sebanyak 11.362 warga Batu masih buang air besar sembarangan (BABS), seperti di sungai. Mayoritas berada di Desa Pandanrejo, Gunungsari, dan Torongrejo. ”Kebanyakan buang air di sungai,” ujar Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Esty Setya Windari, kemarin (24/07).

Esty mengatakan, ada dua faktor yang mengakibatkan warga di beberapa desa itu buang air di sungai. Yakni faktor kebiasaan dan tidak tersedianya jamban. Menurutnya, perilaku buang air besar sembarangan itu mencemari sungai.

Padahal, sungai di Kota Batu dimanfaatkan untuk wisata arum jeram. Selain itu, juga untuk irigasi sawah. ”Juga mengganggu kesehatan warga,” kata Esty.

Untuk mengatasinya, lanjutnya, pihaknya menyiapkan program kredit pembangunan jamban. Sasarannya ada di 15 desa. Di antaranya, Desa Pandanrejo, Gunungsari, dan Torongrejo. Pihaknya memprioritaskan ke-15 desa, karena warganya masih banyak yang buang air sembarangan.

Esty mengatakan, program kredit pembangunan jamban dilaksanakan dengan menggandeng Apsani (Asosiasi Pengusaha Sanitasi Indonesia) . ”Kami  sosialisasi ke 15 desa terkait kredit WC (jamban). Nantinya setiap desa ada marketing yang promosi pembangunan kredit jamban ke seluruh warga,” kata Esty, seperti dilansir radarmalang, Senin (25/07).

Teknisnya nanti ada dua jenis jamban. Yakni tipe 331 jamban resapan, sedangkan lainnya jenis 31, jamban tanpa resapan.

Kedua tipe tersebut mempunyai kedalaman sama. Yakni 1,5 meter. Sedangkan biaya pembangunannya berbeda. Untuk WC tipe 331 menghabiskan dana Rp 2.650.000. Itu bisa diangsur sebanyak lima kali dengan angsuran Rp 335 per bulan dengan uang muka Rp 750 ribu. Untuk tipe 31, bisa diangsur lima kali, dengan dengan uang muka Rp 500 ribu.

Salah satu warga Sidomulyo, Kecamatan Batu, Eniyati mengatakan masih ada warga di RT 1 RW 4 yang buang air besar di sungai. Sebagian besar dilakukan saat pagi hari, sebab sudah turun temurun atau budaya. ”Masih ada, walau sudah berkurang. Tidak banyak seperti dahulu,” kata ibu dengan tiga anak ini. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim