Tak Mampu Bayar Tagihan Perawatan RS, Bayi Kembar Ditahan

Tak Mampu Bayar Tagihan Perawatan RS, Bayi Kembar Ditahan
©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

TerasJatim.com, Malang – Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jawa Timur, dikabarkan menahan bayi kembar dari keluarga pasien yang belum bisa membayar biaya tagihan perawatan selama hampir dua pekan, sehingga biaya yang harus ditanggung semakin besar.

Pasangan suami istri Wahyu Sutrisno (49) dan Nur Azizah (23) terkejut luar biasa setelah melihat tagihan biaya perawatan bayi kembarnya yang di luar perkiraan. Keduanya kebingungan karena harus membayar biaya persalinan dan perawatan sebesar Rp 40 juta.

“Saya bingung harus membayar dari mana. Kok biayanya sangat besar,” kata Wahyu sambil menggendong bayinya, saat ditemui di Yayasan KNDJH Kota Malang, Selasa (17/05).

Wahyu membawa istrinya, Nur Azizah, ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) pada 27 Maret 2016 atas rujukan Puskesmas Kedungkandang. Proses persalinan bayi kembarnya itu berlangsung secara caesar dalam kondisi prematur. Berat bayi masing-masing hanya 1,4 kilogram, sehingga butuh perawatan lebih lanjut.

Nur Azizah pulang dari rumah sakit empat hari setelah melahirkan. Sedangkan kedua bayinya dimasukkan dalam inkubator karena lahir secara prematur.

“Istri saya punya BPJS, sehingga bisa langsung pulang,” ujar Wahyu.

Sebulan setelah persalinan, tepatnya 26 April 2016, bayi pertama bernama Mariam meninggal dunia. Sedangkan bayi Mutmainah masih harus menjalani perawatan karena kondisinya sangat butuh perawatan.

Sekitar dua pekan lalu, bayi Mutmainah sudah dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Namun dengan syarat harus menyelesaikan biaya administrasi. Hanya saja, Wahyu belum punya uang buat membawa pulang sang bayi.

Wahyu telah berusaha mendapatkan kemudahan dengan datang ke Kantor BPJS. Dia juga datang ke Dinas Kesehatan (Dinkes) buat meminta surat keterangan miskin.

“Saat ditunjukkan ke rumah sakit katanya tidak bisa membantu. Suratnya sudah kedaluwarsa, sehingga tidak bisa,” ucap Wahyu.

Senin (16/05), Wahyu gagal membawa pulang bayi Mutmainah, karena memang tidak memiliki biaya. Pihak rumah sakit tidak memberikan solusi, dan ngotot meminta Wahyu melunasi tagihan.

“Kalau tidak dibawa pulang, takut biayanya akan terus membengkak,” imbuh Wahyu.

Selasa (17/05) Wahyu akhirnya dapat membawa pulang bayinya setelah mendapat bantuan LSM KNDJH (Kisah Nyata dan Jeritan Hati). Dia mendapat bantuan Rp 10 juta sebagai uang muka sementara, sementara sisanya masih harus dibayar. (Kta/Red/TJ/Merdeka)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim