Tahun Baru, Stroom Baru

Tahun Baru, Stroom Baru
ilustrasi

TerasJatim.com – Setelah libur panjang yang lumayan lama, hari ini sebagian besar dari kita harus kembali ke sebuah rutinitas lawas di awal tahun yang baru. Kali ini, kebetulan saya merasa lumayan lama untuk ikut-ikutan libur. Walaupun buat sebagian orang, waktu libur saya yang “hanya” 3 hari, dianggap masih belum cukup untuk dimanfaatkan sebagai proses refreshing apalagi recharging.

Sejak dulu, saya orang yang kurang akrab dan hampir tidak pernah merasa punya kesempatan untuk mengambil waktu libur, apalagi pakai istilah libur panjang. Saat masih aktif dan ikut diperusahaan orang lainpun, hampir tidak pernah saya mengambil jatah untuk cuti liburan seperti kebanyakan rekan-rekan saya sekantor. Jadi secara pribadi, saya belum pernah kena sidak mantan bos saya saat masuk kerja pertama pasca libur panjang. Hehehe

Banyak orang berpendapat, bahwa hari kerja pertama setelah masa libur panjang, adalah hari yang penuh dengan kemalasan. Banyak yang beranggapan, bahwa hari kerja pertama di kantor-kantor, biasanya jauh dari kesan produktif. Sebab, ketika seseorang mengawali hari pertamanya bekerja pasca libur panjang, biasanya menjadi agak menyulitkan untuk mengatur sebuah ritme. Karena mereka lama merasa ke-enakan libur dan mungkin liburannya kemarin berkesan.

Biasanya di hari pertama masuk kerja,  ada perasaan malas, enggan dan ingin untuk merasakan libur lebih lama lagi. Mereka sulit untuk menerima kenyataan, bahwa segunung pekerjaan dan tanggung jawab telah lama menunggu.

Makanya jangan heran, perilaku ini juga masih banyak terlihat di banyak instansi termasuk instansi pemerintahan dari berbagai tingkatan di tanah air. Sudah menjadi kebiasaan, jika hari pertama masuk kerja setelah libur panjang, media-media kita selalu memberitakan tentang banyaknya aparat, pejabat dan para PNS yang terlambat datang, bolos tanpa ijin serta kalau toh mereka datang dan absen, di dalam kantornya juga tidak melakukan apa-apa, dan hanya saling bercerita tentang kondisi liburan mereka masing-masing.

Buat saya, karena faktor kebudayaan yang hingga kini masih dipelihara dengan baik, kondisi seperti ini masih dalam batas kewajaran. Sebab mereka yang selama ini merasa menjadi pegawai, sering dimanja oleh berbagai fasilitas dan kemudahan termasuk ijin cuti tahunan, libur hari besar agama dan nasional, belum lagi libur lebaran, natal dan tahun baru.

Kalau kita mau jujur, Indonesia adalah sebuah negara yang banyak mempunyai tanggal merah di seluruh dunia. Kita banyak mempunyai hari besar. Entah itu hari besar nasional atau hari besar keagamaan. Setiap hari-hari besar tersebut, kebanyakan adalah tanggal merah. Belum lagi ada istilah hari kejepit dan lain sebagainya.

Terlepas apakah ini budaya yang biasa, wajar dan normal serta dilegalkan, paling tidak dari diri pribadi kita bisa menilai akan dampak baik dan buruknya akan banyaknya har-hari libur tersebut. Belum lagi masih ditambah hari libur panjang seperti lebaran, natal dan tahun baru seperti saat ini.

stroom aki2

Banyak yang menilai, Indonesia yang menetapkan hari Sabtu dan Minggu libur adalah keputusan yang baik. Dalam 8 jam per hari dan 40 jam per minggu (lima hari bekerja) sudah dinilai cukup baik untuk penerapan jam kerja.

Penetapan ini juga telah mengikut standar ILO (International Labour Organization) sebagai lembaga yang mengatur ketenagakerjaan secara global dan menyeluruh. Akan tetapi dalam perhitungan produktifitas, Indonesia menetapkan libur dua hari di ujung pekan.

Memang tidak semua perusahaan menetapkan seperti itu, karena ada beberapa perusahaan yang mempunyai aturan tersendiri terhadap libur akhir pekannya. Ada beberapa perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan swasta yang menetapkan hari Sabtu untuk tetap masuk, walaupun hanya setengah hari kerja atau kurang lebih 6 jam per hari.

Setidaknya, penetapan dan penerapan jam kerja di Indonesia, sudah sesuai dengan standar ILO dan pertimbangan dalam kesejahteraan masyarakat selaku pegawai dan karyawan kantoran.

Banyak yang beranggapan, bahwa budaya jam kerja seperti itu seharusnya dibarengi dengan peningkatan kinerja. Terlebih di saat awal-awal masuk kerja pasca libur panjang seperti saat ini. Etos dan profesionalitas setiap karyawan atau pegawai setelah liburan, seharusnya semakin terpacu untuk menciptakan sebuah kreasi dan prestasi tinggi.

Semangat awal kerja di tahun baru, seharusnya disikapi seperti halnya sebuah aki yang baru saja diisi stroom baru. Kita berharap pelan tapi pasti, tidak ada lagi sebuah berita tentang ketidak disiplinan setiap insan pekerja dalam menjalankan kewajiban tugas dan tanggung jawabnya disetiap momen awal kerja pasca liburan. Hal ini berlaku buat saya, anda dan para karyawan, pegawai dan pekerja di instansi swasta maupun negara.

Selamat menikmati stroom baru, eh…tahun baru.

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim