Suku Tengger Tetap Gelar Kasada di Tengah Meningkatnya Aktivitas Gunung Bromo

Suku Tengger Tetap Gelar Kasada di Tengah Meningkatnya Aktivitas Gunung Bromo

TerasJatim.com, Probolinggo – Aktivitas Gunung Bromo kembali meningkat pada Sabtu (16/07) pagi. Gunung Bromo kembali mengeluarkan asap dari kawah dengan ketinggian mencapai 900 meter ke arah barat daya dan utara. Terdengar suara gemuruh dan tremor dengan aplitudo maksimum dominan 2 milimeter. Pemerintah menetapkan gunung tersebut dalam status waspada.

Namun demikian, masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo tetap akan melakukan perayaan Kasada. Upacara hari raya adat Suku Tengger yang digelar setiap hari ke-14 di bulan Kasada dalam penanggalan Jawa.

Dalam upacara ini, suku Tengger melempar aneka sesajen berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang, ke kawah Gunung Bromo.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo, pada puncak upacara Ritual Yadnya Kasada Bromo akan jatuh pada 20-21 Juli 2016.

Terpisah, demi keamanan kegiatan ritual itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan pemangku kepentingan lainnya, merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung, mengikuti larangan untuk sampai pada radius 1 kilometer dari kawah.

“Mempertimbangkan kearifan lokal dan kesepakatan dari para pemangku kepentingan, bahwa khusus untuk acara ritual ada perlakuan khusus dengan melihat faktor keamanan dengan tetap memperhatikan rekomendasi dari pemerintah,” tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dalam siaran persnya, seperti dilansir VIVA, Sabtu 16 Juli 2016.

Pada ritual Kasada ini, kegiatan lontar persembahan sudah dikoordinasikan oleh ketua adat Desa Wonokitri dan Desa Ngadisari. Warga sepakat hanya orang tertentu saja yang akan melakukan pelontaran persembahan. “Wisatawan hanya diperbolehkan hingga batas atau patok yang telah dibuat,” jelas Sutopo.

Beberapa antisipasi disiapkan dalam pengamanan wisatawan, seperti memberlakukan pintu pengawasan masuk lautan pasir di ujung aspal, baik dari Probolinggo maupun Pasuruan. Kemudian, selama 24 jam patroli akan dilakukan di lautan pasir sebelum diadakannya ritual.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga mempersiapkan kebutuhan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka, seperti pembagian masker di Desa Wonokitri. Selain itu, memasang imbauan untuk wisatawan di lapangan Pendopo Agung, agar mengetahui rekomendasi jarak aman.

“Mengharapkan semua pihak untuk saling memperhatikan keselamatan diri dengan merujuk rekomendasi PVMBG,” lanjut Sutopo. (Luk/Her/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim