SPBU Nakal ?

SPBU Nakal ?

TerasJatim.com – Bisa jadi selama ini kita tidak mengetahui jika ketika kita sedang melakukan pengisian BBM pada kendaraan kita di sebuah SPBU, di situlah terjadi permainan curang yang dilakukan oleh oknum petugas SPBU terhadap kita.

Setiap kita mengisi BBM pada kendaraan, kita tentu melihat petugas yang memegang handle (tuas) selang yang dimasukan ke lubang tangki kendaraan bermotor.

Seringkali mereka mengalihkan perhatian kita dengan cara memberikan permintaan agar kita senantiasa melihat pada angka meteran di mesin pompa tersebut sampai ke titik jumlah yang kita minta, dan kita ikutan melihat meteran sampai selesai.

Justru di situlah permainan curang yang dilakukan oleh SPBU untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara ngerjain kita para konsumen.

Saat kita konsentrasi melihat perputaran angka pada meteran mesin pompa, kita tidak memperhatikan handle (tuas) yang sengaja dipermainkan dengan cara  dtekan dan dilepas, kemudian ditekan dan dilepas kembali saat pengisian bahan bakar tersebut.

Konon kabarnya, dengan cara memainkan handle (tuas) selang pompa, bahan bakar yang keluar bisa tertahan dan masuk kembali ke dalam mesin pompa tersebut. Namun hebatnya, angka-angka di meteran mesin pompa tetap berjalan seperti biasa dan tidak akan berputar berbalik.

Dan saat selesai dengan jumlah pembelian, oknum petugas SPBU nakal tersebut cepat-cepat menghentikan dengan cara meletakaan handle selang pada tempatnya, yang sekaligus sebagai pengunci handle tersebut.

Bisa kita bayangkan, apabila dalam sehari semalam SPBU tersebut melakukan kecurangan seperti itu, berapa keuntungan yang mereka dapatkan dari praktek culas dalam satu mesin saja.

Dengan cara sederhana tersebut, oknum petugas ataupun SPBU-nya dapat memanfaatkan ketidakjelian kita sebagai konsumen, maka akan ada selisih antara akumulasi transaksi dengan yang tertera pada angka di meteran.

Mengenai mesin printer untuk nota pembelian, kabarnya operator dengan gampang mencetak nota transaksi tanpa mengisi BBM sekalipun.

Seperti yang sering diberitakan oleh media (termasuk di TerasJatim.com), pemerintah mencatat sebanyak 30 persen stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di pantai utara atau pantura Jawa melakukan kecurangan, di tahun 2015 lalu. Di mana, SPBU mengurangi takaran BBM terhadap konsumennya dengan beragam cara dan modus.

Selain modus di atas, kecurangan juga bisa disebabkan banyaknya SPBU yang menggunakan tera meter yang memang tidak sesuai dengan angka yang keluar. Ilustrasinya, jika konsumen membeli bensin sebanyak 10 liter, maka angka terdapat di tera meter sebesar itu. Namun, faktanya, BBM yang diterima konsumen, jumlah ukurannya kurang dari itu.

Kecurangan soal takaran bensin yang selalu kurang, bisa jadi dimainkan oleh pemilik SPBU. Caranya dengan mengatur flow meter, yaitu alat untuk mengatur kecepatan arus dan jumlah BBM yang dikeluarkan oleh pompa dispenser sesuai angka petunjuk yang tertera pada mesin.

Melihat hal tersebut, Pertamina berjanji untuk menindak tegas SPBU yang terbukti nakal dengan melakukan kecurangan terhadap konsumennya.

Namun, persoalannya adalah pada tingkat aplikasi di lapangan termasuk relatif ringan dan ribetnya tahapan sanksi yang diberikan pada SPBU nakal tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh  Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang beberapa waktu lalu, proses penindakan SPBU nakal oleh Pertamina melalui berbagai tahap. Yaitu tahap penurunan level Pasti Pas dari excellent, menjadi good, dan basic‎.

Penurunan level tersebut akan berpengaruh pada pembagian keuntungan SPBU. Sementara tindakan lain yang dirasa “berat” adalah skorsing dan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU).

Bisa jadi dengan sanksi seperti itu, efek jera dan “kapok” yang diharapkan oleh publik terhadap SPBU nakal kurang begitu mengena.

Kita tentu mengapresiasi usaha Pertamina untuk meyakinkan konsumen terkait dengan takaran yang pas, yang selama ini menjadi slogan mereka dalam melayani konsumen di SPBU-nya. Namun pada prakteknya di lapangan, masih banyak oknum pemilik SPBU dan petugasnya yang masih bermain untuk mencurangi konsumen.

Para konsumen yang kurang jeli melihat kecurangan tersebut, akan mengalami kerugian di tengah harga BBM yang masih dirasa relatif mahal oleh publik kita.

Hingga kini, kita para konsumen sama sekali tidak bisa mendeteksi berapa nominal kecurangan setiap kali kita membeli BBM di SPBU.

Akhirnya, hanya kewaspadaan dan kejelian kita para konsumen-lah yang bisa jadi akan sedikit mengeliminir praktek curang di beberapa SPBU nakal tersebut.

(Redaksi TJ, dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim