Siswa SMA, Ubah Air Laut Jadi Air Tawar

Siswa SMA, Ubah Air Laut Jadi Air Tawar
Haqqi Hidayatullah dan Yazid Alkhoiri, siswa kelas 11 SMAN 2 Lamongan, sedang mempraktekan inovasinya

TerasJatim.com, Lamongan – Dua Pelajar di Kabupaten Lamongan mampu mengubah air asin ke rasa air tawar. Mereka menemukan inovasi tersebut berkat media kaca. Pelajar SMAN 2 Lamongan ini memang layak untuk diacungi jempol, pasalnya, mereka mampu berinovasi dengan merubah air laut yang terasa asin menjadi air tawar hanya dengan menggunakan media kaca dan sinar matahari.

Pelajar kreatif dan inovatif tersebut adalah, Haqqi Hidayatullah dan Yazid Alkhoiri, siswa kelas 11 SMAN 2 Lamongan. Berkat inovasinya ini, mereka bahkan meraih medali perunggu dalam kompetisi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), yang berlangsung di Surabaya beberapa waktu yang lalu.

Haqqi Hidayatullah, salah seorang pelajar SMAN 2 Lamongan tersebut, kepada TerasJatim.com mengatakan, penemuan atau inovasi yang mereka lakukan ini di latar belakangi dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi lautan yang sangat luas. Selain itu, kata Haqqi, kondisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa juga menjadi alasan di mana inovasi tersebut mereka peroleh.

“Banyaknya sinar matahari dan luasnya lautan di Indonesia membuat kami berpikir kreatif,” katanya.‎

Haqqi juga mengungkapkan, alat yang mereka buat tersebut adalah prototype yang menggunakan kaca sebagai reflektor dari panas matahari sehingga mampu mengubah air laut yang asin menjadi air tawar yang bersih dan bisa dikonsumsi. ‎

Untuk cara kerjanya, Haqqi menjelaskannya, kalau cara kerja prototype alat mereka sangat sederhana, dimana air laut yang asin dimasukkan ke dalam prototype kaca reflektor, yang selanjutnya, prototype alat reflektor tersebut disimpan dengan cara dipanaskan di terik matahari jam 9 sampai jam 3 sore.

“Dengan begini, air yang asin akan menguap karena terkena panas matahari,” ungkapnya.

Cara kerja alat ini pun sangat sederhana, bintik-bintik uap air akan mengalir ke kedua pipa dimana air tersebut sudah tawar dan siap untuk ditampung dalam timba atau ember untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari.

“Uap air inilah yang nantinya bisa kita manfaatkan kembali,” katanya..

Berkat inovasi ini, mereka berdua berhasil meraih medali perunggu dalam kompetisi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) beberapa waktu yang lalu di Surabaya. Mereka berharap, ke depannya prototype alat sederhana mereka ini bisa digunakan secara lebih luas karena proses pembuatan dan cara kerjanya yang  sederhana. (Crus/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim