Siaga Merah, Bojonegoro Terkepung Banjir
TerasJatim.com, Bojonegoro – Luapan air Sungai Bengawan Solo, yang semakin meninggi pada level siaga merah, tak urung membuat Bojonegoro, Jatim, terkepung banjir.
Pemukiman warga seputar kota dan hampir merata di sepanjang wilayah bantaran sungai terpanjang di Jawa itu nyaris terendam air, Kamis (1/12).
Berdasar pantauan di papan duga yang berada di Taman Bengawan Solo (TBS), Tinggi Muka Air (TMA) telah menyentuh angka 15 meter dari permukaan laut (mdpl) dan terus merangkak naik.
Data diperoleh menyebutkan, setidaknya ada 615 Kepala Keluarga seputar kota dengan1968 jiwa yang pemukimannya terendam luapan banjir sejak kemarin malam (30/11).
Sementra 50 hektare lahan persawahan pun tak luput dari banjir kali ini. “Sejak kemarin malam banjir sudah mulai merendam rumah-rumah dan terus bertambah tinggi,” ujar Etik, salah satu korban banjir yang mengungsi di Gedung Serba Guna.
Luapan banjir juga membuat tanggul penahan kali avoor di Kecamatan Baureno, tepatnya di Desa Pucangarum yang berbatasan dengan Kecamatan Kanor, jebol karena tak mampu menahan luapan air yang semakin besar.
Tak ayal lagi, ratusan hektar padi usia tanam sekira satu bulan ludes karena gerusan air banjir itu. “Ya padinya jelas rusak total. Untung saja jauh dari pemukiman jadi masih aman,” terang Arifin (34) warga Kedungprimpen, Kanor, yang ikut turun kerja bakti bersama warga dan aparat pasca jebolnya tanggul yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB itu.
Luapan banjir kali ini juga membuat petambak ikan lele di kawasan bantaran Bengawan Solo mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Bagaimana tidak, kolam yang berisi ratusan ribu ekor ikan lele yang siap panen juga turut terendam.
“Perpetak kolam di sini menampung 4000 hingga 5000 ekor lele. Sedangkan yang saya kelola ada 30 petak kolam, belum milik warga lainnya. Hitungan kasar, perpetak senilai Rp3,5 juta saja wis keroso,” ujar Wawan, salah satu petambak lele terbesar di Desa Lebaksari, Baureno. (Saiq/Red/TJ)
