Sepucuk Surat Cinta di SMKN 1 Nawangan Pacitan

Sepucuk Surat Cinta di SMKN 1 Nawangan Pacitan
foto kiti: Dra. Nurul Lindawati, M.Pd, Kepala Sekolah SMKN 1 Nawangan, saat menyampaikan materi kepada wali murid baru. (Ist)

TerasJatim.com, Pacitan – Tentang bagaimana menyoal perasaan, SMKN 1 Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jatim, kini sedang merintis untuk mendaki semua hati, melalui sepucuk surat cinta.

Hanya saja, pesan yang tersirat pada secarik kertas putih itu bukan tentang sesuatu yang romantis, rindu pun asmara. Tetapi perihal surat itu, tidak lain untuk menyelam lebih dalam bagaimana pola asuh terhadap anak didik.

Surat cinta yang diramu ini tertuang dalam progam baru di SMKN 1 Nawangan. Namanya parenting atau mengasuh anak. Progam ini diperuntukkan bagi siswa siswi khususnya kelas x.

“Ini (parenting) untuk kelas x,” kata Nurul Lindawati, Kepala SMKN 1 Nawangan, saat ditemui TerasJatim.com di ruang kerjanya, Senin (11/09/2023) siang.

Dalam kesempatan wawancara itu, Linda, sapaan akrabnya menceritakan, plan tentang parenting tersebut memang belum lama menapak, atau baru dikenalkan pada saat pembukaan masa orientasi siswa (MOS) di tahun pelajaran 2023/2024, dengan menghadirkan wali murid.

“Saat MOS itu, orang tua kita undang. Kita kenalkan gurunya, kenalkan visi misi sekolah, model MOS di sekolah ini seperti apa dan sebagainya,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, para orang tua siswa juga dibekali materi tentang bagaimana mendampingi putra putrinya di era kekinian. Materi yang diberikan saat itu, kata Linda, yakni tentang pola asuh anak, terutama terkait bagaimana mengelola diri, yang kemudian dilanjutkan diskusi.

“Usai diskusi, orang tua diberi selembar kertas, untuk memberikan (menulis) kritik dan saran kepada sekolah maupun pemateri, bagaimana baiknya,” terangnya.

“Kemudian mereka dipersilahkan untuk menulis surat cinta untuk putra putrinya, yang akan di meet-kan dengan cita-cita anak. Selanjutnya dibentuk grup (WhatsApp) parenting sesuai kelas-kelas yang ada di kelas x,” sambung dia.

Mengenal Lebih Intim Diri Sendiri, Kiat Sukses di Masa Depan

Pada masa orientasi tersebut, siswa siswi di sekolah itu tidak hanya diberi bekal materi maupun kegiatan-kegiatan yang lazim digunakan. Namun, mereka juga diajak untuk berpikir dan mengenal lebih intim diri sendiri, lalu merenungkan rencana-rencana apa untuk masa datang.

“Jadi pada saat MOS, anak diajak untuk menyadari siapa dirinya. Kelemahannya apa, kelebihannya apa, kemudian merenungkan sendiri cara apa yang harus dilakukan untuk menghindari kelemahan dan mengoptimalkan kelebihan, supaya mempermudah kiat-kiat sukses di masa depan,” urainya.

Dari hal tersebut, lanjut Linda, terbitlah produk galeri diri atau peta diri, seperti pengenalan tentang biodata diri, cita-cita hingga bagaimana cara memetik tujuan. “Itu semua biar direnungkan dan ditulis sendiri oleh siswa. Galeri diri itu nanti dipajang,” katanya.

Belum cukup dengan galeri diri, sambung Linda, disusul dengan produk resolusi diri, yang berisi rancangan anak didik di setiap 3 tahun. Rancangan itu, kata dia, dibuat sampai 5 periode atau 15 tahun ke depan, mulai saat masih sekolah di SMKN 1 Nawangan hingga setelahnya.

“Kalau sudah ada rancangan, itu dipakai oleh pihak sekolah melalui wali kelas, guna membuat pemetaan pembinaan sejak dini,” jelas dia.

Linda memaparkan, jika siswa siswi ingin bekerja, maka sepanjang perjalanan atau di setiap Sabtu, mereka akan diberikan pembinaan yang lebih didominasi ke arah kebekerjaan. Kemudian, lanjutnya, jika anak ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, maka pihak sekolah akan memfasilitasi bagaimana agar bisa melanjutkan dengan baik dan indah.

“Kalau misal ingin berwirausaha, diikutkan progam B2S3 (Belajar Bareng Syukur Sedekah Sukses). Jadi, tidak serta merta diperlakukan sama. Tapi yang ini (parenting), karena baru mulai tahun ini, itu masih dalam bentuk rintisan dan akan di meet-kan (ditemukan) dengan harapan orang tua,” terangnya.

Menurut dia, dari keinginan anak dengan harapan orang tua ini, para siswa diminta untuk membuat solusi, antara pihak sekolah, orang tua dan siswa tersebut untuk bersinergi, menuju cita-cita anak yang optimal itu seperti apa.

Pun orang tua siswa, mereka juga punya laporan tersendiri terkait perkembangan siswa, mulai sebelum hingga sesudah parenting. “Anak kalau mau sukses kan harus bisa ngurusi diri sendiri,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, dulu sebelum parenting selepas membuka mata di pagi hari, tempat tidur tampak masih acak-acakan. Namun, lanjutnya, setelah orang tua turut andil mendidik bagaimana kebiasaan pagi hari, terdapat perubahan yakni telihat rapi.

“Kan hal yang besar dimulai dari yang sederhana, kecil-kecil, bagaimana membangkitkan kepedulian, baik untuk diri sendiri, lingkungan, dan terutama kepedulian untuk menjadi makhluk yang bertanggungjawab secara hablum minallah,” tuturnya.

Dengan parenting yang baru dirintis tersebut, ia menitip sejumput harapan agar bisa memupuk sinergitas, kerjasama dan kolaborasi yang baik antara sekolah dengan wali murid.

“Ini tidak ada unsur pemaksaan kepada anak, tapi setiap anak bisa tumbuh kembang, didampingi bersama-sama sesuai keinginan dia, passion dia. Kalau itu tidak sesuai, ya diarahkan,” ungkapnya.

Mendidik Pikiran Tanpa Mendidik Hati, Bukan Pendidikan.

Terletak di Jalan Jendral Sudirman Nomor: 3, Dusun Krajan, Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, para siswa siswi di sekolah menengah kejuruan ini punya kebiasaan yang laik dijadikan contoh. Mereka telah dididik untuk punya kesadaran tinggi tentang kebersihan lingkungan sekitar yang ia tempati.

Menurut Linda, kebiasaan itu telah ditanamkan ketika mereka sudah menjadi bagian dari keluarga besar SMKN 1 Nawangan.

“Itu kita bentuk sejak awal. Kita niatkan bahwa saya melakukan seperti ini karena ibadah. Itu yang kita tanamkan. Nah itu nanti kalau bisa tumbuh, jiwa-jiwa bisa terbimbing ke arah seperti itu, Insya Allah,” katanya.

“Mendidik pikiran, tanpa mendidik hati … bukan pendidikan. Jadi yang lebih penting itu bagaimana menggelitik hatinya untuk menjadi pribadi yang hablum minallah hablum minanas. Ya tentu saja ini tidak gampang dan butuh proses,” lanjutnya.

Diketahui, di SMKN ini punya 5 jurusan, di antaranya teknik kendaraan ringan, kriya kayu, tata busana, akutansi dan manajemen lembaga, pertanian. “Yang sedang kita galakkan ini ada 3, yaitu karakter anak, entrepreneur dan literasi,” ungkapnya.

Di samping itu, imbuh dia, saat ini pihaknya sedang mengajak setiap guru untuk memiliki inovasi minimal satu dalam setiap semesternya, yang nantinya inovasi itu akan diikutkan lomba.

“Semua guru harus ikut. Inovasinya boleh di bidang pengembangan karakter, mungkin entrepreneur, mungkin literasi,” imbuhnya.

Untuk asupan informasi, beberapa waktu lalu, salah satu siswi di SMKN ini menerima sertifikat uji kompetensi bertaraf nasional, yang diberikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Aries Agung Paewai, di Gedung Sabha Nugraha Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Gentengkali 33 Surabaya. (Git/Kta/Red/TJ/Adv)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim