Rekor MURI, 660 Ibu Hamil di Jombang Ikut Tingkeban Massal

Rekor MURI, 660 Ibu Hamil di Jombang Ikut Tingkeban Massal

TerasJatim.com, Jombang – Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan No. 10077/R.MURI/X/2021, atas penyelenggara Tingkeban Massal di 22 tempat, yang digelar secara virtual dengan peserta sebanyak 660 ibu hamil.

Penyerahan penghargaan kegiatan unik tersebut diserahkan langsung oleh Sri Widayati, representatif MURI pada akhir acara.

Tingkeban Massal yang diikuti 660 ibu hamil dari 21 kecamatan di Kabupaten Jombang tersebut, menjalani prosesi pecah cengkir di 22 titik, termasuk di Pendopo Pemkab Jombang, pada Sabtu (23/10/2021).

Dengan iringan sholawat, ratusan ibu hamil yang didampingi para suaminya tersebut memasuki Pendopo Pemkab Jombang disambut oleh Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, Wakil Bupati Jombang Sumrambah, dan Forkopimda Kabupaten Jombang, serta para tamu undangan.

Selanjutnya Bupati Munjidah mengalungkan roncean melati satu persatu kepada 30 orang perwakilan ibu hamil yang akan menjalani prosesi tingkeban.

Diungkapkan Bupati Mundjidah, bahwa rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Jombang yang ke 111 Tahun 2021 ini terasa istimewa karena berseiring dengan Hari Santri Nasional dan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Munjidah juga menyebut, pada Hari Jadi ke 111 Kabupaten Jombang ini, juga disemarakkan dengan kegiatan Jawa Timur Bersholawat, pada Selasa 12 Oktober 2021, Istighosah dan Tahlil Kubro, pada Rabu 20 Oktober 2021, upacara di lapangan Pemkab Jombang yang dirangkai dengan launching Logo Jombang Santri (Santun Tertib Religius Inovatif).

Selain itu, juga mengalirkan 4.000 paket bansos untuk disabilitas, memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Polres Jombang, juga kepada Kelurahan/Desa terbaik. Selanjutnya Untuk seluruh Kopimda dan Kepala OPD juga melaksanakan ziarah ke makam Pahlawan pada Kamis, 21 Oktober 2021. Bahkan di hari yang sama, Pemkab Jombang juga melaunching Pasar Oleh-Oleh Khas Jombang.

“Tingkeban Massal ini adalah wujud kebahagiaan pada ibu hamil di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih belum usai,” ujarnya.

Dengan tetap menerapkan protokol kessehatan, penyelenggaraan Tingkeban Massal ini digelar dengan masing-masing titik yang diikuti oleh 30 ibu hamil. Ini adalah salah satu cara kita merawat budaya selametan dalam masyarakat Jawa, yang disebut juga dengan Mitoni yang artinya dari kata Pitu (tujuh). Seperti namanya, tingkeban atau mitoni dilaksanakan pada usia kehamilan yang ke-7 bulan.

“Masyarakat Jombang yang dikenal sebagai kota santri juga mengenal tradisi tingkeban yang diselaraskan dengan syariat Islam, sehingga tingkeban versi Jombang akan sedikit berbeda dengan mitoni adat Jawa seperti biasanya,” sambung Munjidah.

“Namun tidak mengurangi nilai filosofis dan kearifan lokal. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, sehat dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan bahaya. Selalu ada doa baik dalam kegiatan ini bagi calon generasi bangsa,” imbuh bupati perempuan pertama di Kabupaten Jombang ini.

Pantauan TerasJatim.com, tidak hanya sekedar prosesi seremonial saja, dalam kesempatan tersebut ratusan ibu hamil ini juga mendapatkan pembekalan dari bupati, ulama, serta ceramah kesehatan tentang ANC (Antenatal Care) dan PNC (Postnatal Care). Serta ada pesan kesehatan dari Dinas Kesehatan dengan tampilan tokoh Besut dan Rusmini.

Sebagaimana prosesi tingkeban atau mitoni ini juga ada ngaji Al Quran yakni membacakan Surat Yusuf dan Surat Maryan. Ini lazim dilakukan sebagai doa orang tua untuk bentuk anaknya yang akan segera lahir.

Sementara Sjaichul Ghulam, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim yang datang ke acara tersebut, juga menyampaikan ucapan selamat Hari Jadi ke 111 Kabupaten Jombang, dengan harapan Pemerintah Kabupaten Jombang semakin dewasa dan bijaksana dalam menyikapi berbagai perubahan, hambatan dan ancaman kehidupan ke depan.

Sementara terkait agenda tingkeban massal dengan tema Jombang Bebas Stunting, diharapkan dapat menjadi momentum kearifan budaya yang kaya akan makna, yang tidak bisa berbeda dengan beragam politik sosial budaya. “Cara ini sarat dengan doa agar mendapatkan pertolongan bagi ibu yang mengandung dan bayi yang dikandungnya,” tutur Sjaichul.

“Rangkaian prosesi yang memiliki nilai budaya dan filosofi ini semoga memberikan manfaat dan dapat dilaksanakan ditahun-tahun mendatang, harap Sjaichul.

Usai mengikuti ceramah dari Gus Muwafiq, selanjutnya 660 ibu hamil bersama suami masing-masing melaksanakan prosesi pecah cengkir, dodol dawet secara bersama di 22 titik, yang kemudian dilanjutkan dengan potong tumpeng.

Pada acara tingkeban massal ini juga dirangkai dengan santunan anak yatim, penyerahan secara simbolis Beasiswa Jombang Berprestasi dari Baznas Jombang, serta menyerahkan 660 paket perlengkapan bayi bagi peserta tingkeban massal. (Abu/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim