Rebut Senjata Petugas, Bandar Sabu asal Sidoarjo Ditembak Mati

Rebut Senjata Petugas, Bandar Sabu asal Sidoarjo Ditembak Mati

TerasJatim.com, Surabaya – Perang terhadap peredaran narkoba semakin digencarkan. Kabar terbaru, seorang bandar sekaligus pengedar narkoba jenis sabu bernama Dwi Boedy Santoso (50), warga Jalan Hangtuah II/85 Sidoarjo, meregang nyawa usai ditembak mati oleh Satgas BNNP Jatim Jumar (11/08) malam.

Boedy yang juga seorang residivis dan pernah dihukum dalam kasus narkoba di tahun 2007 itu, berusaha melawan petugas saat akan diringkus di Sidoarjo.

Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jatim, AKBP Wisnu Chandra menjelaskan, sebelumnya BNNP Jatim membekuk dua orang asal Aceh, yang diduga sebagai kurir di sebuah hotel di kawasan Jalan Diponegoro Surabaya..

Keduanya adalah Irwandi (29), warga Dusun Teungoh, Tanah Jambo Aye, Aceh Utara dan Abdul Munir (43), asal Dusun Keudee, Ulee Titi-Seunuddon, Aceh Utara.

“Mereka ditangkap Jumat (11/08) siang saat berada di dalam kamar hotel Oval Surabaya,” imbuhnya, Jumat (11/08) malam.

Dari tangan kedua tersangka ini, petugas menemukan 1,5 Kg sabu yang disimpan di dalam sepatunya. Sabu itu akan diserahkan kepada seseorang asal Sidoarjo.

“Awalnya kedua tersangka mendapat telepon dari seseorang yang mengatakan akan menjemput barang tersebut, maka tersangka diarahkan melakukan teknik penyerahan yang diawasi. Sesaat setelah barang bukti diserahkan, petugas menangkap satu pelaku yang merupakan pengedar,” imbuh AKBP Wisnu.

Hingga akhirnya petugas berhasil menangkap Dwi Boedy, warga Jalan Hangtuah, Sidoklumpuk Kabupaten Sidoarjo ini. Pria ini dikenal sebagai bandar sekaligus pengedar sabu di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Barang haram tersebut, didapat dari Aceh.

Setelah dari hotel Oval, selanjutnya tiga pelaku dikeler petugas ke sebuah safe house di Sidoarjo untuk mencari barang bukti sabu lainnya.

Saat tiba di gudang penyimpananan sabu, ternyata Boedy berontak dan berusaha merebut senjata api petugas. Petugaspun memberikan tembakan peringatan, namun tak digubris. Hingga akhirnya pelaku ditembak dan roboh.

Petugas sempat melarikan Boedy ke Rumah Sakit Bhayangkara, tapi nyawanya tak tertolong dan meninggal saat dalam perjalanan.

Menurut Wisnu, sabu dari Aceh ini lolos dari pemeriksaan dari Medan ke Juanda, lantaran pelaku menyembunyikannya di empat bungkus di dalam sepatu mereka.

“Sabu dibungkus plastik dan dimasukan ke dalam sepatu yang dipakainya. Ini untuk menghindari pemeriksaan petugas dan lolos di bandara,” terang Wisnu.

Sementara, Irwandi, salah satu tersangka mengaku, jika dirinya baru sekali mengantarkan sabu ke Jatim. “Saya hanya disuruh mengantarkan sabu, saya masukan sepatu dan menginjaknya. Baru sekali ini mengantarkan,” akunya.

Hingga kini, kasus tersebut masih dikembangkan oleh petugas BNNP Jatim termasuk bekerja sama dengan BNNP Aceh. Hal ini dimaksudkan untuk mengusut mata rantai distribusi peredaran sabu skala besar antar provinsi di Indonesia ini. (Ah/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim