Puter Kayun, Tradisi Lebaran Hari Ke 10 Warga Banyuwangi

Puter Kayun, Tradisi Lebaran Hari Ke 10 Warga Banyuwangi

Terasjatim.com, Banyuwangi – Seperti halnya tahun-tahun lalu, setiap tanggal 10 Syawal atau lebaran ke sepuluh, warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi Jawa Timur, menggelar tradisi yang unik, yakni tradisi Puter Kayun.

Dalam tradisi tersebut, warga setempat menuju pantai Watu Dodol menggunakan andong yang jaraknya 15 kilometer dari tempat tinggal mereka.

Muhammad Ihrom, tokoh adat Kelurahan Boyolangu kepada TerasJatim.com Jumat (15/07) mengatakan, setiba di pantai Watu Dodol, warga menggelar selamatan sebagai bentuk syukur atas rejeki yang didapatnya selama ini.

Tidak hanya itu, menurutnya, napak tilas yang dilakukan ribuan warga Kelurahan Boyolangu ini juga untuk memenuhi pesan sesepuh kelurahan setempat, Ki Buyut Jokso.

M. Ihrom menceritakan, saat masa penjajahan, pihak Belanda meminta bantuan kepada Ki Buyut Jokso untuk membongkar akses jalan di gunung bagian utara Kabupaten Banyuwangi. Karena beberapa kali mencoba, tak ada satupun warga yang mampu membuka akses jalan tersebut. Bahkan tidak sedikit yang meninggal saat mencoba membuka akses jalan, baik warga lokal maupun kalangan Belanda.

Ki Buyut Jokso yang tinggal di Gunung Silangu (saat ini menjadi Kelurahan Boyolangu), meyanggupi permintaan Belanda. Dengan kesaktiannya, Ki Buyut Jokso mampu mebongkar (mendodol) gunung wilayah utara Kabupaten Banyuwangi tersebut untuk akses jalan. Sehingga wilayah tersebut saat ini diberi nama Watu Dodol.

“Selanjutnya Ki Buyut Jokso berpesan kepada anak cucunya, agar keturunannya nanti tetap meyambangi Watu Dodol,” jelasnya.

Karena saat itu alat transportasi yang dimiliki warga setempat berupa andong, maka mereka melakukan napak tilas ke pantai Watu Dodol yang jaraknya 15 kilometer dengan menggunakan andong.

Dulu banyak warga setempat yang memiliki andong, bahkan jumlah mencapai ratusan. Namun saat ini andong yang digunakan untuk tradisi Puter Kayun tersebut hanya tersisa 14 unit. Karena saat ini warga sudah beralih menggunakan mobil atau sepeda motor.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, salah satu untuk membangun Banyuwangi yakni dengan cara menghidupkan budaya lokal.

“Menghidupkan budaya Puter Kayun ini juga merupakan salah satu cara untuk membangun Banyuwangi,” katanya. (Irh/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim