“Purel” kelas Jatim

“Purel” kelas Jatim

TerasJatim.com – Kalau ditanya, tulisan apa yang sudah saya tulis di TerasJatim.com yang paling banyak membawa kesan ? Maka saya langsung ingat dengan “Dunia Bul-Bul dan Revolusi Mental Dangdut Koplo“. Karena dari tulisan itu, menurut saya yang paling banyak menuai respon positif, baik dari teman maupun “kawan baru” yang membacanya.

Tapi berbeda dengan yang saya tulis kemarin (26/9), “Aku Wong Jatim !“. Perbedaannya ada pada banyaknya pesan kritikan bahwa saya seharusnya menyebut nama-nama kota dan kabupatennya, lengkap beserta potensinya, dan harus satu persatu. Nah loh ?

Seorang kawan baru di Pasuruan protes, karena daerahnya banyak memiliki potensi yang seharusnya juga saya angkat. Termasuk kerajinan peraknya di Bangil yang sudah terkenal sampai negoro ngamarto. Mas Budi Sudjarwadi, warga Bangil Pasuruan, bahkan sempat ngatain saya, kalau kuper saya wis nemen dan kebacut. Hehehe

Seorang teman lama yang bertugas di Polres Tuban juga begitu. Dia sedikit mangkel dan mengatakan, seharusnya potensi daerahnya juga disebut. Sebab Tuban, baik secara potensi dan geografisnya, mempunyai banyak kelebihan. “Mosok kok cuman jonegoro wae sing matoh“, pesannya.

Bu Wiwin, seorang guru SD di Peterongan Jombang, minta kami untuk mengangkat kesenian ludruk yang kini sudah lama mati. Dan mengabarkan sebagian besar pemainnya yang juga tetangganya, kini nelongso urip-e. Banyak diantara mereka yang kluntang-kluntung nganggur, karena sudah tidak ada tanggapan lagi.

Saya berpandangan,  bahwa ini semua mencerminkan betapa cinta dan bangganya mereka dengan masing-masing brand daerahnya, dengan segala isi dan potensinya.

Jujur, saya dan teman-teman di TerasJatim.com masih dalam taraf “belajar” meraba-raba daerah mana yang selama ini punya potensi lebih, namun kurang diexplore dan dipublished secara wajar oleh teman-teman media. Sehingga banyak diantara masyarakat kita yang belum melek info dengan daerah tersebut.  Bisa jadi hal ini disebabkan karena kurang menariknya letak geografis daerah itu, atau memang gaya komunikasi pemerintah daerahnya yang masih menyukai cara-cara kuno. Sebab selama ini kita masih mendengar adanya beberapa daerah, yang dalam konteks gaya komunikasinya masih katrok dan cenderung sangat tertutup.

Diakui atau tidak, sebuah daerah bisa dengan cepat melesat dan terbang tinggi, karena kepiawaian komunikasi pemimpinnya. Kita kadang sering menemukan daerah yang dulu sunyi senyap tak terdengar, tiba-tiba tampil di muka publik sebagai trending topic dan pusat perhatian. Disisi lain, masih ada daerah yang cenderung menutup diri dan sengaja memagari dirinya agar informasi daerahnya hanya berkutat dan berputar-putar disekelilingnya saja. Mereka masih cenderung happy dengan pola lama yang sebenarnya sudah harus mereka tinggalkan.

Era sudah berganti, kini keterbukaan informasi bukanlah barang tabu dan baru. Peran serta masyarakatlah yang kadang bisa menuntun dan membuka mata kita, bahwa ternyata disekeliling kita banyak terdapat potensi-potensi hebat yang belum disentuh. Untuk itu, saya mengajak saudaraku yang merasa jawa timur, mari kita sebarkan dan terus membagi apa saja potensi yang masih tersembunyi. Mari kita ambil peran untuk tampil sebagai public relation-nya kampung halaman kita.

Kita awali sebagai PUREL-nya Jawa Timur.

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim