Puncak Suroloyo Pacitan, Tersimpan Peninggalan Belanda Hingga Petilasan Jendral Sudirman

Puncak Suroloyo Pacitan, Tersimpan Peninggalan Belanda Hingga Petilasan Jendral Sudirman

TerasJatim.com, Pacitan – Objek wisata yang ada di Pacitan seakan tiada habisnya. Selain dikenal memiliki sejumlah keindahan pantai dan goa, objek wisata alam lain pun tidak kalah menariknya. Bahkan, banyak yang belum dikenal secara luas di kalangan masyarakat. Salah satunya Puncak Suroloyo Indah.

Objek wisata tersebut berada di 2 kecamatan yakni Tegalombo dan Tulakan atau tepatnya di Dusun Salam, Lingkungan Pringapus, Desa Kasihan Tegalombo dan desa-desa lainnya di Kecamatan Tulakan, meliputi Desa Bubakan, Losari, Ngumbul dan Ketro Montongan.

Untuk sampai di tempat tersebut butuh kesabaran dan ekstra hati-hati, karena perjalanan yang dilalui cukup sulit dan ekstrem. Selain karena letaknya berada di puncak perbukitan, akses jalan yang dilewati masih murni berupa tanah liat.

“Sebenarnya motor bisa sampai ke puncak, jalannya saja yang sulit dan belum pernah tersentuh pembangunan, sehingga butuh kendaraan dengan kondisi yang fit kalau ke sini (Puncak Suroloyo Indah),” kata Wawan (28) salah satu warga Desa Kasihan, Kamis (30/05/19).

Meski demikian, perjalanan yang cukup sulit dan melelahkan tersebut, akan terbayarkan ketika sudah sampai di puncak. Karena pemandangan yang ditawarkan cukup membuat takjub, ditambah sejuknya udara perbukitan. Terlebih sembari menunggu matahari terbit atau sunrise yang diselimuti pekatnya kabut.

Selain memiliki pemandangan yang eksotis, Puncak Suroloyo Indah juga menyimpan berbagai mitos dan juga sejarah, salah satunya terdapat beberapa peninggalan jaman Belanda, yaitu berupa tugu yang dibalut dengan batu bata merah dengan ketinggian sekitar 1,5 meter lebih.

Menurut keterangan warga setempat, tugu tersebut merupakan peninggalan jaman Belanda. Bahkan, di kawasan tersebut juga pernah menjadi tempat singgah Panglima Besar Jendral Sudirman pada masa gerilya melawan penjajah.

“Cerita orang tua dulu, pada masa gerilya Jendral Sudirman di Pacitan salah satunya singgah di Dusun Salam, Lingkungan Pringapus, Desa Kasihan, selama 7 hari 7 malam. Kalau tugunya itu peninggalan Belanda,” ujar Masnan Yuanto kepada TerasJatim.com.

Yuan, sapaan akrabnya menceritakan, selain menjadi tempat singgah, di tempat tersebut juga masih terdapat peninggalan Jendral Sudirman lainnya, yang salah satunya berupa Tandu yang sudah dibawa ke museum.

“Kata orang tua dulu, peninggalan Jendral Sudirman ada tandu dan radio tapi sudah dibawa ke museum. Dan sebagai tetenger (tanda) saat ini dibangun masjid dan telah diresmikan Pak Bupati tahun 2017 lalu,” katanya.

Konon, di kawasan wisata itu disebut-sebut sebagai puncak dua alam yang sekaligus negeri menuju atas awan. Sebutan tersebut belum banyak orang yang mengetahui, sehingga membuat orang-orang sering bertanya-tanya.

“Kata orang pintar (orang yang bisa melihat alam lain), di Puncak Suroloyo itu dulunya pernah menjadi tempat pertapaan, bahkan di situ katanya ada gerbang menuju alam lain, sehingga diberi sebutan puncak 2 alam yang sekaligus negeri menuju atas awan,” terangnya mengutip cerita orang pintar.

Sementara itu, Apriyanto (35), warga pendatang asal Kebonagung, mengaku cukup terkesan saat pertamakali berada di Puncak tersebut. Ia mengatakan bahwa tempat tersebut masih sangat alami dan belum banyak dijamah banyak orang.

“Ke sini (Puncak Suroloyo Indah) diajak teman awalnya dan sudah dua kali ke sini. Pemandangan alamnya masih alami, cocok untuk melepas penat. Cuma jalannya saja yang sulit,” katanya, di sela-sela mengunjungi Puncak Suroloyo.

Namun, jika pengunjung hendak datang ke kawasan wisata tersebut disarankan untuk membawa jaket dan bekal makanan dari rumah, karena udaranya yang cukup dingin dan juga jauh dari kios maupun warung. “Kalau yang memiliki jiwa petualang pasti akan tertantang di sini, kalau sudah di puncak ini bakal betah berlama-lama,” imbuhnya. (Git/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim