PT. KAI Daop 8 Waspadai 17 Titik Rawan Banjir dan Longsor

PT. KAI Daop 8 Waspadai 17 Titik Rawan Banjir dan Longsor
Ilustrasi

TerasJatim.com, Surabaya – Pada angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/2020 PT KAI Daop 8 Surabaya terus memantau dan mewaspadai sekitar 17 titik rawan banjir atau longsor di wilayahnya. Titik yang paling menjadi fokus kewaspadaan adalah KM 32+600 sampai dengan 33+200 antara Stasiun Tanggul Angin Sidoarjo dan Stasiun Porong.

Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto mengatakan, pihaknya memiliki 52 stasiun di Jawa Timur yang terbentang dari lintas utara di Stasiun Tobo, lintas selatan di Stasiun Wilingi Blitar, dan Lintas tengah Mojokerto.

Menurutnya, dengan total rel sepanjang 530 km tersebut, terdapat jalur rel yang perlu diwaspadai menjadi titik rawan banjir dan longsor, dimana di wilayah PT KAI Daop 8 Surabaya ada sekitar 17 titik yang menjadi pantauan potensi banjir dan longsor tersebut.

Guna mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah melaksanakan perbaikan dan penguatan pendukung pondasi tubuh badan rel, serta akan menambah tenaga pemeriksa jalur rel (PPJ/Petugas Penilik Jalur Rel ekstra) sebanyak 32 petugas.

Dalam mengantisipasi kejadian alam ini, kata Suprapto, pihaknya telah menyiapkan management resiko AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 4 titik strategis diantaranya Stasiun Babat, Stasiun Mojokerto, Stasiun Bangil dan Stasiun Wlingi. AMUS ini terdiri dari, peralatan pemelihara jalur rel seperti mesin pemadat tubuh rel (Mesin MTT dan mesin PBR), eskavator dan lain-lain.

“Kemudian material penyediaan karung berisi pasir dan batu, potongan rel dan potongan suku cadang jembatan,” jelasnya.

Selanjutnya untuk Siaga, sambung Suprapto, para personil siap 24 jam dalam menangani kondisi lintas jalur rel, dimana dalam sehari terbagi dalam 3 shift kerja.

Sedangkan untuk titik perlintasan, pihak PT KAI Daop 8 Surabaya akan menambah petugas penjaga Pelintasan (JPL, Juru Penjaga Lintasan) ekstra sebanyak 89 petugas. “Saat ini ada total 568 titik pelintasan di wilayah Daop 8 Surabaya, yang terdiri 130 titik dijaga petugas KAI, 34 titik dijaga pihak Dishub/swasta, dan 404 titik tidak terjaga,” imbuh dia.

Pihak PT. KAI terus mengimbau dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang tata cara berlalu lintas di pelintasan jalur rel dengan jalan raya, agar mematuhi rambu lalu lintas yang ada. Dimana yang menjadi alat utama keselamatan ketika melintas di perlintasan KA dan jalan raya adalah rambu lalu lintas dengan tanda “STOP”, Berhenti, tengok kanan – kiri.

“Kita ingatkan, bahwa palang pintu dan penjaga pelintasan hanyalah alat bantu keamanan semata,” pungkas dia. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim